Liputan6.com, Jakarta Gejala cacingan tak spesifik melainkan sangat umum seperti penyakit lain. Terlebih bagi anak yang terinfeksi ringan. Hal ini pun seringkali membuat dokter susah untuk mendiagnosis anak tersebut terkena cacingan karena gejala mirip dengan penyakit lain.
Misalnya pada anak yang terinfeksi cacingan ringan dengan `hanya` 10-15 cacing di tubuhnya. Hal ini mungkin membuatnya tampak sehat seperti diutarakan dokter anak dengan subspesialisasi infeksi dan penyakit tropis, Sri Kusumo Amdani.
Advertisement
Lalu, anak yang di dalam tubuhnya sudah terdapat banyak cacing, bisa jadi terkena anemia karena ada beberapa jenis cacing, tambang dan cambuk, yang mampu menghisap darah. Cacing berbahaya lain seperti gelang juga sangat hebat menyerap asupan makanan membuat anak tersebut jadi kurang gizi.
"Dokter susah mendiagnosis karena gejalanya sama dengan penyakti lain. Jadi misal anak yang cacingan gejalanya anemia dikasih obat anemia, lalu anak kurang gizi ditambah penambah gizi. Yang makin banyak gizi jadi cacingnya," tutur dokter Dani dalam Gerakan Waspada Cacing yang digelar PKK bekerjasama dengan Johnson-Johnson di Sasana Kriya, TMII, Jakarta, Kamis (5/11/2015).
Yang paling gampang diamati itu cacing kremi, karena anak pasti setiap malam gatal pada dubur sehingga ia menggaruknya. Orangtua pun dengan mudah mengenali gejala ini.
Lalu, dokter Dani berpesan agar waspada ketika anak menunjukkan gejala 5L: lemas, lemah, letih, loyo, lalai. Bisa jadi gejala anak cacingan.
Dalam hal yang mudah terlihat gejala cacingan diantaranya nafsu makan berkurang, telapak dan selaput mata tampak pucat, terkadang disertai gejala gangguan saluran pencernaan (diare, mual, muntah, perut tak nyaman, begah, ada darah pada tinja), jika cacing masuk paru-paru akan menyebabkan batuk, pada anak-anak ia cenderung kurang bergerak dan malas belajar.