Liputan6.com, Jakarta - Wakil Ketua MPR Mahyudin sangat mengapresiasi silaturahmi nasional (Silatnas) yang diselenggarakan Golkar beberapa waktu lalu. Silatnas menurutnya sangat baik untuk membangun komunikasi antarsesama kader Golkar agar menjadi satu.
"Pertemuan silaturahmi itu bagus, tapi harus ada follow up-nya. Kalau pasca-silatnas tetap dengan ego masing-masing, akan percuma saja. Cuma ada silaturahmi fisik tidak silaturahmi hati," ujar Mahyudin di Kompleks Parlemen, Kamis (5/11/2015)
Politisi Partai Golkar itu menegaskan, bahwa dirinya sebagai kader Golkar hanya loyal kepada partai bukan kepada figur. Dalam konteks kebangsaan, loyal harus ditunjukkan kepada negara daripada kepada partai.
Baca Juga
Advertisement
"Apalagi sebagai pimpinan MPR harus banyak fokus kepada bangsa dan negara kalau pimpinan MPR ikut polemik partai kan tidak etis," ujar dia.
Melihat perkembangan polemik di Golkar, Mahyudin khawatir Golkar akan ditinggalkan pemilihnya terutama pemilih pemula. Saat ini, diakuinya sangat sulit dan tidak mudah memulihkan kepercayaan publik dan kepercayaan pemilih.
Mahyudin melihat, partai-partai sekarang terlihat sama banyak kelemahannya terutama kasus korupsi. Pemilih pemula akan menjadi sasaran partai politik agar memilihnya.
"Pemilih pemula akan melihat partai politik melalui kacamata mereka. Jika partai politik berpolemik terus, tidak akan menarik dalam penilaian pemilih pemula. Saya khawatir suara Golkar menurun terus di sebabkan karena banyak pemilih lama yang lama kelamaan hilang atau meninggal dunia sedangkan pemilih pemula tidak tertarik memberikan suaranya, itu sangat sulit sekali untuk kemajuan Golkar," jelas dia.
Dia berharap, pasca-momen silatnas, Golkar cepat berbenah, harus cepat melakukan pemulihan dan merebut kembali kepercayaan pemilih dan merebut hati pemilih baru. (Ali/Ron)