Liputan6.com, Napa - Seorang pemuda di California sedang dalam pemulihan setelah cacing pita hidup dikeluarkan dari otaknya melalui suatu pembedahan darurat.
Luis Ortiz dibawa ke rumah sakit di Napa karena pusing yang menurutnya merupakan yang paling menyakitkan dalam hidupnya.
Advertisement
Melalui pemindaian (scan) otak, ahli bedah saraf Soren Singel menemukan larva seekor cacing pita dan menjelaskan bahwa pemuda itu sesungguhnya hanya punya waktu 30 menit untuk tetap hidup.
Dilaporkan dalam BBC pada Kamis, 5 November 2015, cacing pita tersebut bertumbuh di dalam kista yang telah menghalangi peredaran darah dan aliran air di seluruh otaknya.
“Saya berdiri dan langsung muntah. Dokter menariknya ke luar dan mengatakan bahwa cacing itu masih menggeliat. Sungguh tidak baik," kata pemuda berusia 26 tahun itu.
Pihak berwenang di Centers For Disease Control and Prevention (CDC) melaporkan bahwa kista berisi larva -- suatu keadaan yang dikenal dengan neurocysticercosis -- dapat terjadi ketika seseorang menelan telur berukuran renik yang berasal dari tinja seseorang yang memiliki cacing pita dalam ususnya yang berasal dari babi.
Setelah berada di dalam tubuh manusia, telur-telur itu menetas dan cacingnya dapat merambat hingga otak. CDC mengatakan bahwa kira-kira 1.000 orang setiap tahun dirawat di rumah sakit karena neurocysticercosis dan pengeluaran kistanya.
Luis Ortiz menjalani pemulihan setelah pembedahan pada Agustus lalu. Ia berharap dapat kembali meneruskan kuliah tahun terakhirnya yang tertunda di Sacramento State University.
“Mungkin lebih baik bagi saya untuk tetap hidup. Kalau saya menundanya sebentar saja, mungkin saya tidak ada di sini sekarang,” katanya kepada CBS San Francisco. (Alx/Rie)*