Liputan6.com, Jakarta Cacing pita bukan merupakan hal baru bagi dunia medis. Yang terbaru adalah ternyata cacing pita bisa menginfeksi manusia dengan tumor.
Ilmuwan dari Centersfor Disease Control terkejut ketika menemukan 'penyakit mirip kanker' yang ditemukan pada seorang pria berumur 40-an yang dipercaya berasal dari cacing pita.
Advertisement
Penemuan kasus
Pada Januari 2013, seorang pria Kolombia menemui dokternya dan mengeluh karena selalu merasa lelah, demam, batuk, dan mengalami penurunan berat badan yang signifikan. Para dokter kemudian menemukan bahwa pria tersebut terinfeksi berat cacing pita yang diketahui sebagai Hymenolepis nana dan menumbuhkan banyak tumor pada banyak organ tubuhnya.
Sebuah tes biopsi menemukan bahwa paru-paru dan limpa pria tersebut penuh dengan tumor yang dokter mana pun belum pernah melihatnya. Tumor itu berukuran 10 kali lebih kecil dari kanker pada manusia.
“Tumor-tumor ini mirip dengan kanker pada manusia, namun studi yang dilakukan laboratorium CDC menemukan bahwa tumor yang mirip kanker itu bukan dari manusia,” menurut pernyataan CDC yang dilansir dari Medical Daily, Jumat, 6 November 2015.
Kumpulan tumor-tumor tersebut ternyata memilki DNA yang sama dengan cacing pita yang ada di dalam tubuhnya.
Penemuan baru
Penemuan yang belum pernah ada sebelumnya
Awalnya, para peneliti tidak yakin dengan apa yang mereka hadapi, ujar Atis Muehlenbachs, seorang patologis CDC dari unit khusus yang mempelajari penyakit-penyakit aneh. Ketika berbicara dengan Washington Post, Atis mengungkapkan bahwa sel-sel tersebut memiliki pola yang mirip dengan sel kanker, namun menyatu dalam cara yang sangat tidak lazim untuk sel manusia. Para peneliti awalnya mengira sel-sel tersebut adalah sebuah organisme terinfeksi baru, namun setelah menemukan bahwa sel tersebut mengandung DNA Hymenolepis nana, mereka menyadari bahwa mereka menghadapi hal yang sama sekali berbeda.
“Pada bulan-bulan awal, kami bertanya-tanya apakah ini merupakan sel kanker manusia yang tidak biasa, atau infeksi yang muncul akibat sel mirip protozoa-amoeba.” ujar Muehlenbachs. “Menemukan bahwa sel-sel ini mengandung DNA cacing pita merupakan kejutan besar, sangat sangat mengejutkan,” lanjutnya.
Dia berkata kasus ini merupakan pertama kalinya CDC melihat sel kanker yang disebabkan oleh parasit menyebar di tubuh manusia.
Walaupun sebelumnya sudah diketahui virus dan bakteri mampu menyebabkan seseorang untuk terkena kanker, seperti human papillomavirus ‘terkenal’ sebagai penyebab kanker serviks, dan bakteri Helicobacter pylori mampu menyebakan kanker perut. Namun, sebelum ini tidak ada yang mengetahui bahwa cacing pita bisa menyebabkan hal menakutkan tersebut.
“Ini merupakan kejadian yang langka,” ucap Muelenbachs kepada NBC News. “Namun begitu, cacing pita dapat ditemukan pada manusia di seluruh dunia yang mengidap penyakit yang menyerang sistem imunitas tubuh seperti HIV. Jadi kemungkinan adanya kasus lain yang belum ditemukan sangat besar. Itu memerlukan penelitian lebih lanjut," tegasnya.
Advertisement
Menanti perkembangan
Menanti perkembangan
Penemuan kasus ini patut dikhawatirkan. Ilmuwan sudah beberapa lama mengetahui beberapa hewan sangat rentan terhadap kanker, sementara yang lain hampir kebal terhadap penyakit tersebut. Walaupun begitu, hingga sekarang ini, belum ada bukti yang menemukan bahwa parasit yang terdapat pada manusia bisa memberikan sel kanker. American Cancer Society mengetahui bahwa parasit tertentu mampu meningkatkan risiko manusia untuk terkena kanker, namun bukan sebagai pembawa sel itu sendiri.
Penemuan ini juga mengarahkan pertanyaan kembali kepada apa sejatinya yang menjadi penyebab kanker, dan apakah organisme lain yang hidup di manusia juga mampu memindahkan sel mutan. Washington Post melaporkan bahwa para ilmuwan telah menekankan bahwa tubuh ekosistem tubuh manusia terbuat hanya dari 10 persen sel manusia, dan 90 persennya lagi terbuat dari sel mikroba.
Walaupun kemampuan berpindah mikroba tertentu masih belum jelas, CDC tidak menemukan adanya resiko sel kanker cacing pita bisa ditularkan dari manusia ke manusia lain.
Kasus ini seharusnya mampu memacu adanya penelitian yang lebih dalam terhadap penyakit mirip kanker ini, dan kemampuan parasit dan mikroba lainnya dalam menularkan penyakit.
“Interaksi parasit dan inangnya yang telah kami laporkan seharusnya mampu menstimulasi eksplorasi lebih dalam mengenai hubungan infeksi dan kanker,” ujar penulis dalam laporan CDC. (Melodia)*