Liputan6.com, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) merilis angka pertumbuhan perekonomian Indonesia pada triwulan III 2015 di angka 4,73 persen (year on year). Wakil Presiden Jusuf Kalla mengakui pemerintah gagal memenuhi target pertumbuhan ekonomi.
"Kemarin diumumkan 4,73 persen (pertumbuhan ekonomi). Itu artinya 1 persen di bawah target yang kami harapkan," kata JK, di Istana Wakil Presiden, Jakarta, Jumat (6/11/2015).
JK menerangkan tidak tercapainya target pemerintah karena pengaruh ekonomi global, akibat lesunya ekonomi China dan Amerika Serikat (AS). Hal tersebut juga mengakibatkan menurunnya daya beli masyarakat dunia dan memengaruhi pula komoditas ekspor Indonesia.
"Bedanya 0,97 persen. Target nasional 5,7 persen. Ini 4,7 persen. Ya tentu tapi itukan sudah berkali-kali kami sampaikan, dipahami bahwa ini keadaan sangat berpengaruh pada keadaan ekonomi global," papar dia.
Baca Juga
Advertisement
Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III 2015 sebesar 4,73 persen. Sementara nilai Produk Domestik Bruto (PDB) Negara untuk periode Juli-September 2015 senilai Rp 2.311,2 triliun.
Deputi Neraca dan Analisis Statistik BPS, Suhariyanto, mengungkapkan, realisasi pertumbuhan ekonomi di kuartal III ini lebih baik dibanding pencapaian di kuartal sebelumnya. Tercatat, pada kuartal II 2015 pertumbuhan ekonomi RI di level 4,67 persen dan di kuartal I 2015 tercatat 4,72 persen.
"Pertumbuhan ekonomi kuartal III tercatat 4,73 persen. Secara kumulatif, pertumbuhan ekonomi sampai dengan kuartal III ini sebesar 4,71 persen. Sementara nilai PDB Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) di angka Rp 2.311,2 triliun dan atas dasar harga berlaku (ADHB) di angka Rp 2.982,6 triliun," katanya.
Menurut Suhariyanto, pertumbuhan ekonomi tersebut masih melambat karena tekanan faktor eksternal dan internal. Dari dalam negeri, ada beberapa penyebabnya, seperti nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) yang melemah pada kuartal III 2015 serta menurunnya realisasi penerimaan pajak.
"Yang membuat lebih tinggi dibanding kuartal I dan II adalah karena belanja pemerintah meningkat, terutama belanja barang 34 persen dan belanja modal naik sampai 58,10 persen. Serta inflasi terkendali 6,83 persen secara tahunan pada September 2015," paparnya.
Dari faktor eksternal, menurutnya, perekonomian Indonesia masih tertekan karena melambatnya ekonomi dunia di kuartal III. Hal itu terjadi akibat pelemahan harga komoditas primer dan ekonomi banyak negara mengalami kontraksi atau tekanan. (Silvanus Alvin/Gdn)