Liputan6.com, New Jersery - Indeks saham Amerika Serikat tergelincir pada penutupan perdagangan Jumat waktu setempat (Sabtu WIB), menyusul laporan data pekerjaan AS yang menguat memberikan Wall Street tanda, bahwa bank sentral the Federal Reserve bakal segera manaikkan suku bunga.
Pertumbuhan non payroll AS di Oktober adalah yang terbaik sejak Desember 2014, sementara tingkat pengangguran turun menjadi 5 persen, terendah sejak April 2008. Sejak Fed pekan lalu membuka peluang untuk kenaikan suku bunga pada bulan Desember, investor telah melihat data ekonomi untuk petunjuk apakah bank sentral akan mengambil tindakan.
Advertisement
Indeks S&P .SPSY sektor keuangan naik 1 persen, memimpin semua sektor. Bank cenderung mendapatkan keuntungan dari tingkat suku bunga pinjaman yang lebih tinggi, dan saham JPMorgan (JPM.N), Bank of America (BAC.N) dan Citigroup (CN) masing-masing naik sekitar 3 persen atau lebih.
Tingkat sensitif utilitas sektor .SPLRCU turun 3,6 persen, kelompok berkinerja terburuk, sedangkan sektor energi dan konsumen mengapit masing-masing off lebih dari 1 persen.
"Pasar bereaksi hari ini seakan-akan suku bunga akan naik di Desember," kata Ben Halliburton, Chief Investment Officer di radition Capital Management, New Jersey dikutip dari lama reuters, Sabtu (7/11/2015).
"Mereka memutar uang untuk mengambil keuntungan dari itu atau memotong kembali di mana mereka tidak akan untung," tambah Halliburton.
Indeks saham Dow Jones Industrial Average turun 20,87 poin .DJI, atau 0,12 persen, ke 17.842.56, S&P 500 kehilangan 8,83 poin, atau 0,42 persen, ke 2.091.1 dan Nasdaq Composite turun 1,64 poin .IXIC, atau 0,03 persen, ke 5126.10.
Namun tetap, ketiga indeks siap untuk berakhir di level lebih tinggi selama 6 minggu bertutur-turut.
Saham energi .SPNY turun 1,3 persen karena harga minyak mentah tergelincir. Exxon (XOM.N) turun 1,2 persen menjadi US$ 83,79, hambatan terbesar pada S&P, sementara Chevron (CVX.N) turun 1,7 persen menjadi US$ 92,96. (Zul/Ahm)