Protes Pecah di Taipei Jelang Pertemuan Bersejarah China-Taiwan

Sejumlah demonstrasi bermunculan jelang pertemuan bersejarah antara pemimpin China dan Taiwan di Singapura.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 07 Nov 2015, 12:08 WIB
Gambar Presiden China Xi Jinping dan Presiden Taiwan Ma Ying-jeou dibakar oleh para demonstran jelang pertemuan bersejarah keduanya di Singapura. (Reuters)

Liputan6.com, Taipei - Presiden China Xi Jinping dan Presiden Taiwan Ma Ying-jeou akan segera mengadakan pembicaraan bersejarah di Singapura. Ini adalah pertemuan pertama kali kedua belah pihak sejak Perang Saudara China berakhir pada 1949.

Namun menjelang pertemuan keduanya, protes pecah di Taipei. Para demonstran terlibat bentrokan dengan aparat kepolisian saat mereka berusaha menyerbu gedung parlemen Taiwan.

Dilansir dari BBC, Sabtu (7/11/2015), sebagian pengunjuk rasa antipertemuan itu ditangkap di Bandara Songshan Taipei. Penangkapan terjadi saat Ma hendak berangkat menuju Singapura pada Sabtu pagi waktu setempat. Para pengunjuk rasa mencoba membakar gambarnya dan Xi Jinping.

Sementara muncul pula unjuk rasa mendukung pertemuan tersebut.

"Sebagai presiden yang tidak mewakili opini publik, Ma tidak memiliki hak untuk bertemu dengan pemimpin China," teriak salah satu pendemo, Chen.

Sekelompok kecil pendukung Ma juga muncul di Bandara Songshan Taipei.

Dua pemimpin Taiwan dan China berencana bertemu di Singapura pada Sabtu 7 November waktu setempat. Rencana tersebut dilaporkan oleh kantor berita resmi kedua negara itu.

Mengutip dari pejabat pemerintahan, menurut kantor berita tersebut, kedua kepala negara tersebut tidak akan menandatangani perjanjian apa pun. Topik pembicaraan akan lebih didominasi tentang perdamaian.

Sejauh ini China memandang Taiwan sebagai provinsi yang memisahkan diri. Para pemimpin Tiongkok menyatakan bahwa mereka dapat bersatu kembali, apabila diperlukan, dengan upaya kekerasan.

Hubungan Taiwan-China belakangan membaik semenjak Ma terpilih sebagai presiden pada tahun 2008. Kedua pihak telah membangun hubungan ekonomi yang lebih baik, meningkatkan hubungan pariwisata, serta telah menandatangani pakta perdagangan.

Kedua pihak berpisah pada tahun 1949 ketika Kuomintang kalah dari Partai Komunis China dalam perang sipil dan mendirikan pemerintahan baru di Taiwan. (Tnt/Ein)*

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya