Liputan6.com, Jakarta - Aktivitas vulkanik Gunung Barujari, anak Gunung Rinjani, di Lombok, NTB masih cukup tinggi.
Informasi visual dan data kegempaan dari Pos Pantau Gunung Rinjani, terlihat asap putih tebal tinggi 1.000-1.500 meter. Sebaran abu vulkanik tipis pada Sabtu pukul 10.00 WIB dominan di Selatan-Barat Daya.
Sebaran abu lebih sedikit dibandingkan sebelumnya. Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai di Denpasar dan Bandara di Banyuwangi aman dari abu. Kegempaan tremor menerus 3-44 mm (dominan 15 mm). Potensi erupsi masih cukup tinggi.
"Status Gunung Rinjani masih Waspada (Level 2)," ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho dalam pesan tertulis kepada Liputan6.com, Sabtu (7/11/2015).
Evaluasi dari PVMBG, tingkat kegempaan Gunung Rinjani setelah erupsi pertama pada 25 Oktober lalu masih menunjukkan peningkatan dalam amplitudo tremor.
Dari 2 hingga 5 November 2015, hasil pengamatan menunjukkan, tremor berkorelasi dengan erupsi yang terjadi secara menerus dari kerucut Gunung Barujari. Asap kawah keluar dengan tinggi maksimum 2.000 meter di atas Gunung Barujari.
Baca Juga
Advertisement
Jatuhan piroklastik yang jatuh di badan Barujari dan aliran lava yang mengalir ke arah timur laut menuju Kaldera Gunung Rinjani. Ancaman bahaya secara langsung berupa jatuhan piroklastik dan aliran lava masih berada di dalam Kaldera Rinjani.
"Hingga saat ini belum perlu ada pengungsian. Masyarakat di sekitar Gunung Rinjani dan pengunjung wisatawan tidak diperbolehkan beraktivitas di dalam Kaldera Rinjani dalam radius 3 kilometer dari kawah Gunung Barujari, yang berada di dalam kaldera Gunung Rinjani. Pemukiman terdekat berada pada radius 9 km.
Untuk mengantisipasi dampak erupsi ini, BPBD sudah mendirikan tenda pengungsi di 9 lokasi, yakni 4 tenda di Lombok Utara, 3 tenda di Lombok Barat dan 2 tenda lombok tengah.
BPBD Provinsi NTB telah membagikan 100 ribu lembar masker ke beberapa lokasi seperti Lombok Utara, Lombok Barat, Lombok Timur, dan Lombok Tengah. (Ron/Sun)