Liputan6.com, Singapura - Kali pertama sejak Perang Saudara Tiongkok berakhir pada 1949, Presiden China dan Presiden Taiwan bertemu dan berdialog.
Xi Jinping dan Ma Ying-jeou bersalaman, dengan wajah tersenyum ke arah para wartawan di lokasi pertemuan di Singapura. Jabat tangan berlangsung lama, sekitar 1 menit.
"Kedua sisi harus saling menghormari nilai-nilai dan cara hidup masing-masing," kata Presiden Taiwan Ma Ying-jeou, seperti dikutip dari BBC, Sabtu (7/11/2015)
Presiden China Xi Jinping lantas berkata pada koleganya, "Kita adalah saudara."
Taiwan memisahkan diri dari China pada 1949, ketika Kuomintang kalah dari Partai Komunis dalam perang saudara dan kemudian mendirikan pemerintahan baru.
Hubungan antara China dan Taiwan membaik di masa pemerintahan Ma Ying-jeou sejak 2008 lalu: dalam kerja sama ekonomi, peningkatan pariwisata, dan ditandatanganinya perjanjian perdagangan.
Dalam pertemuan dua pemimpin di Singapura, diperkirakan tak ada kesepakatan yang akan dicapai. Sengketa Laut China Selatan yang sedang mengemuka juga tak dibahas.
Presiden Ma mengatakan, pembicaraan bertujuan untuk mempromosikan perdamaian dan menemukan cara untuk mengurangi ancaman. Misalnya, dengan cara memindahkan rudal China yang mengarah ke Taiwan.
"Kami berharap para pemimpin bisa melangkah maju dan membuat langkah pertama untuk normalisasi hubungan."
Tujuan lain, kata Ma, adalah melembagakan pertemuan antar dua sisi, sekaligus membujuk China untuk membuka pintu lebih lebar bagi Taiwan, untuk mendapatkan pengakuan di dunia internasional.
Hubungan dua negeri yang memiliki ikatan darah tersebut sering kali tak rukun.
China memandang Taiwan sebagai provinsinya yang membelot, yang suatu saat nanti akan kembali bersatu dengan wilayah Daratan.
Di sisi lain, sebagian warga Taiwan menganggap negerinya telah merdeka dan mengkhawatirkan pengaruh China yang makin besar.
Di ibukota Taiwan, Taipei, sejumlah protes digelar, menentang pertemuan kedua pemimpin.
Sejumlah demonstran ditangkap di Bandara Songshan, dari mana Ma bertolak ke Singapura Sabtu pagi. Di sana sejumlah penentang juga mencoba membakar foto dua pemimpin.
Di sisi lain, sejumlah orang yang menyatakan dukungannya pada Ma juga mendatangi bandara. (Ein/Tnt)
Arti di Balik 'Jabat Tangan '1 Menit' Presiden China dan Taiwan?
China memandang Taiwan sebagai provinsinya yang membelot, yang suatu saat nanti akan kembali bersatu dengan wilayah Daratan.
diperbarui 07 Nov 2015, 15:32 WIBPertemuan bersejarah Presiden China dan Taiwan (Reuters)
Advertisement
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
350 Meme Quote Lucu dan Inspiratif untuk Berbagai Situasi
Prospek Kerja Lulusan Matematika Murni: Peluang Karier yang Menjanjikan
Bom yang Dijatuhkan Israel di Gaza Lebih Banyak Dibandingkan Bom AS di Tokyo selama PD II
Sejumlah Tim Sukses Dharma Pongrekun Sambangi Kediaman Pramono Anung, Akui Kemenangan?
Mengenal FIFA: Apa Organisasi Sepak Bola Dunia dan Perannya dalam Olahraga Global
Teshalonika Jebolan Pop Academy Indosiar 2020 Kini Mengabdi di Dunia Musik dan Pendidikan, Apa Katanya?
Cara Mengatasi Dada Sesak: Panduan Lengkap dan Efektif
Apa Itu Pasar Nasional: Pengertian, Ciri, dan Jenisnya
Top 3 Berita Hari Ini: Video Viral Tempat Makan Diduga Cuci Piring Pakai Air Penuh Sampah
Kubu Pramono-Rano Ajak Masyarakat Kawal Proses Rekapitulasi Suara Pilkada Jakarta
Der Klassiker Jilid 1 2024/2025: Misi Dortmund Hentikan Kegemilangan Bayern Munchen
Sinopsis Drama Thailand Club Friday Season 16: Love You to Death di Vidio, Saat Cinta Berubah Menjadi Duka