RI-China Memanas Terkait Perbatasan? Ini Pernyataan Kadispenal

Patroli udara di kawasan tersebut, menurut Zainuddin, juga merupakan bagian rutin yang dilakukan TNI.

oleh Rochmanuddin diperbarui 08 Nov 2015, 07:40 WIB
TNI AL tangkap kapal Vietnam di Laut Pulau Natuna, Kepri. (flickr.com)

Liputan6.com, Jakarta - Isu memanasnya hubungan RI-China terkait perbatasan Laut China Selatan dan wilayah di Kepulauan Natuna tidaklah benar. Kabar miring tersebut dinilai hanyalah pandangan pihak lain terhadap kedua negara.

Kadispenal Laksamana Muda Muhammad Zainuddin mengatakan, sejauh ini hubungan antara RI-China masih harmonis. Baik hubungan secara ekonomi maupun kemiliteran.

"Negara lain boleh saja menilai hubungan Indonesia-China memanas, tapi hubungan kita baik-baik saja. Beberapa perwira kita belajar ke China masih berjalan baik, sebaliknya tentara mereka yang belajar di sini juga masih baik-baik saja," ujar Zainuddin kepada Liputan6.com, Minggu (8/11/2015).

"Negara lain boleh saja menilai. Mau menilai hubungan memanas silakan saja, mungkin negara lain saja yang menilai. Secara ekonomi maupun militer hubungan kita dengan China baik-baik saja," tegas dia.

Zainuddin menjelaskan, adanya patroli atau keamanan di wilayah Kepulauan Natuna adalah kegiatan rutin. Tidak ada keterkaitan dengan isu memanasnya hubungan RI-China.

"Tidak ada memanas, tidak ada, hanya patroli rutin. Kita selalu patroli secara intensif. Di situ ada patroli rutin sepanjang tahun. Kita melaksanakan di daerah laut Natuna, karena banyak pelanggaran misalnya pencurian ikan, sehingga kita selalu berpatroli," jelas dia.


Pengamanan Rutin

Menurut Zainuddin, ada 3 kapal yang selalu stanby di wilayah Natuna persisnya di Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut IV (Lantamal IV) Tanjung Pinang, yang merupakan Lantamal terdekat yang dimiliki Komando Armada Indonesia Kawasan Barat (Koarmabar).

Sementara, lanjut Zainuddin, beberapa kapal lainnya berada di Tanjung Uban Kota, Bintan Utara, Bintan, Kepulauan Riau. Dalam sehari ada sekitar 20 kapal yang berpatroli di wilayah Koarmabar.

"Seperti kita makan, kapal juga butuh bahan bakar. Jadi bergantian, kalau 3 kapal mengisi bahan bakar, kapal yang lainnya menggantikan," ujar dia mencontohkan.

Patroli udara di kawasan tersebut, menurut Zainuddin, juga merupakan bagian rutin yang dilakukan TNI. "Itu selalu ada di situ, di Ranai, pangkalan udara laut. Udara selalu bersinergi," sambung dia.

Terkait isu China yang mengklaim wilayahnya dari Kepulauan Spartly hingga 7 pulau di gugusan Kepulauan Natuna, Zainuddin juga menepisnya. "Tidak ada. Kita hanya siaga di situ. Artinya kita hanya siaga, melaksanakan patroli rutin."

"Kita tidak mengklaim (wilayah) dan tidak diklaim," tegas dia.

Demikian juga dengan kabar Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo menolak ajakan Menteri Pertahanan (Menhan) China, Chang Wanquan, menggelar latihan bersama di Laut China Selatan.

"Itu kebijakan pimpinan. Jadi apabila ada penambahan kebijakan, itu dari panglima TNI. Tapi itu tidak terkait memanasnya hubungan Indonesia-China, tidak. Mungkin hanya faktor strategi," pungkas Zainuddin. (Rmn/Vra)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya