Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Pertanian (Kementan) berupaya mendorong pertanian nasional sebagai agenda utama pemerintah. Terbukti, dalam setahun pemerintah Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden Jusuf Kalla tidak melakukan impor beras.
"Setahun pemerintahan, teman-teman Kementerian Pertanian, termasuk kelompok tani telah kerja keras, bahwa setahun pemerintahan Jokowi-JK tidak ada impor beras," kata Menteri Pertanian Amran Sulaiman di Jakarta, Minggu (8/11/2015).
Baca Juga
Advertisement
Dia mengatakan, imbas dari menahan laju impor tersebut petani menikmati kenaikan harga beras. Dengan demikian, kini petani lebih menikmati jerih payah mereka.
"Kenaikan Rp 1.000 saja, kali 70 juta ton gabah produksi seluruh Indonesia artinya Rp 70 triliun ke petani kita karena tidak impor," tutur Amran.
Tak hanya pada komoditas beras, petani jagung juga menikmati hal yang sama. Lantaran, harga jagung juga meningkat lebih Rp 1.000 per kg. "Jagung naik Rp 3.200 di lapangan dulu Rp 1.500," kata Amran.
Dia mengatakan, dengan dua komoditas itu saja keuntungan yang diterima petani sudah ratusan triliun rupiah."Kenaikan Rp 1.000 untuk jagung kali produksi nasional bisa mendapatkan Rp 20 triliun artinya padi dan jagung sumbang petani Rp 100 triliun karena kendalikan impor," tandas dia. (Amd/Ahm)