Kini Bayar Bus Angkutan Umum Bisa Pakai Uang Elektronik

Penggunaan transaksi non tunai kini semakin luas untuk layanan transportasi.

oleh Agustina Melani diperbarui 08 Nov 2015, 17:29 WIB
Sejumlah penumpang saat ingin menaiki bus di Terminal Kampung Rambutan, Jakarta Timur, Selasa (30/6/2015). Jelang memasuki arus mudik Lebaran 2015 terminal Kampung Rambutan masih terlihat sepi dan lenggang. (Liputan6.com/Yoppy Renato)

Liputan6.com, Jakarta - Kini pembayaran transaksi non tunai merambah di hampir semua lini tak hanya dari perdagangan tetapi juga layanan transportasi.

Pembayaran transaksi non tunai ini memang telah dimulai dari layanan transportasi busway. Setiap penumpang membayar busway dengan transaksi non tunai memakai uang elektronik yang disediakan oleh sejumlah bank.

Para pengguna jasa bus Transjakarta kini harus membayar uang elektronik di sejumlah halte.Langkah tersebut juga diikuti oleh PT Kereta Api Indonesia melalui anak perusahaannya adalah PT KAI Commuter Jabodetabek. Kini membayar tiket kereta bisa menggunakan uang elektronik.

Ternyata penggunaan uang elektronik itu makin luas. Kini pemakaian uang elektronik juga dilakukan di bus angkutan umum PT Mayasari Bakti mulai 3 November 2015. Salah satunya patas AC 70 jurusan Kampung Rambutan-Tanah Abang.

Para kernet atau kenek kini tak harus menagih ongkos dengan uang logam dan kertas. Dengan pemakaian uang elektronik tersebut, para kernet dapat menagih pembayaran ongkos dengan membawa electronik data capture (edc) atau disebut juga mini ATM. Mereka mengantongi edc itu dalam saku bajunya, atau ada juga kernet yang menyediakan tas khusus untuk membawa edc itu. Pemakaian edc di bus tersebut diakui butuh waktu untuk dipahami oleh para kernet.

"Pemakaiannya memang hanya tekan tombol, tapi agak ribet dan sulit apalagi karena butuh sinyal dan baterai juga. Kini kami belum diberi dibaterai untuk edc," ujar salah satu kernet atau kenek bus PT Mayasari Bakti jurusan Kampung Rambutan-Tanah Abang.

Ia mengatakan, pihaknya memang telah diajari oleh pihak bank yang menerbitkan kartu untuk pembayaran uang elektronik tersebut. Akan tetapi butuh waktu agar terbiasa menggunakan edc tersebut. Ia menambahkan, baru sedikit penumpang yang memanfaatkan layanan pembayaran transaksi non tunai tersebut di bus.

Sementara itu, Anggi (25) salah satu penumpang bus patas AC 70 menuturkan, ada pembayaran ongkos dengan memakai uang elektronik membuat lebih ringkas dalam membayar. Selain itu, ia juga tak harus membawa uang tunai dalam jumlah besar sehingga lebih aman.

"Sekarang jadi lebih ringkas bayar ongkos. Tidak usah bawa uang tunai tebal," ujar dia saat berbincang Liputan6.com, seperti ditulis Minggu (8/11/2015).

Ketua Organisasi Angkutan Darat (Organda), Andrianto Djokosoetono mengatakan adanya fasilitas layanan uang elektronik itu merupakan bentuk pelayanan tambahan agar dapat lebih memudahkan masyarakat. "Sebagian masyarakat mengandalkan cashless payment untuk kenyamanannya," ujar Andrianto.

Ia mengakui, penggunaan uang elektronik oleh para kenek angkutan umum memang perlu waktu agar terbiasa. Akan tetapi semakin sering masyarakat menggunakan uang elektronik di bus angkutan umum, Andrianto mengatakan hal itu akan membuat awak angkutan umum lebih mudah melakukannya ke depan. "Ke depan bisa saja lebih banyak angkutan umum lainnya menggunakan itu (uang elektronik)," kata Andrianto. (Ahm/Igw)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya