Liputan6.com, Jakarta- Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok mengaku sulit mengatasi masalah anak bergizi buruk di Ibu Kota. Pemerintah daerah kesulitan karena banyak keluarga malu mengakui anggota keluarganya ada yang menderita gizi buruk.
"Jadi, kadang-kadang kita kesulitan di Jakarta ada juga keluarga yang malu, ada anak seperti itu enggak lapor," ungkap Ahok di Balai Kota Jakarta, Senin (9/11/2015).
Untuk mengatasi masalah itu, Ahok telah membuat program 'Ketok Pintu, Layani dengan Hati'. Program itu bertujuan mencatat dan mendata warga ibukota yang kurang gizi. Saat ini, program itu baru masuk di rusun dan segera masuk ke gang-gang.
Baca Juga
Advertisement
Ahok juga menegaskan, dirinya akan mengambil sikap keras berupa pengambilan paksa, terhadap anak-anak kurang gizi yang tak mau dirawat oleh orangtuanya. Pernyataan itu ia lontarkan setelah menemukan seorang anak kurang gizi di Cilincing, Jakarta Utara.
"Kalau ada ketemu anak gizi buruk nggak mau dirawat, kami ambil paksa saja sudah. Kalau nggak mau ambil paksa, jangan banyak ngoceh kamu itu," kata Ahok.
Mantan Bupati Belitung Timur itu mengatakan, tidak boleh ada satu pun anak di Ibu Kota yang menderita gizi buruk. Bahkan, anak yang berasal dari luar Ibu Kota saja ditampung dan dirawat, karena 50 persen dari penduduk Jakarta adalah orang luar.
"Orang yang gizi buruk datang dari luar saja kami tampung. Kamu kira di panti DKI itu berapa persen, di atas 50 persen orang luar Jakarta lho," ujar Ahok. (Nil/Sun)