Liputan6.com, Jakarta - Penyerapan anggaran yang tengah digenjot oleh pemerintah terutama untuk proyek pembangunan infrastruktur membawa angin segar bagi industri semen di dalam negeri. Proyek-proyek pemerintah menjadi tumpuan industri semen di tengah menurunnya konsumsi semen dari sektor properti karena penurunan kondisi ekonomi nasional.
Direktur Utama PT Semen Indonesia, Suparni mengatakan, mulai Agustus lalu, penyerapan semen dalam negeri mulai mengalami kenaikan, terutama untuk semen curah yang bisa digunakan untuk proyek pembangunan skala besar.
"Sekarang ini di akhir-akhir, mulai Agustus infrastruktur mulai terasa. Tapi yang curah itu berada pada kisaran 30 persen kita jualannya. Kalau industri (pada umumnya) curah itu ada pada kisaran 23 persen hingga 25 persen. Jadi yang curah itu untuk infrastruktur atau bangunan tinggi dan lain-lain," ujarnya di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Senin (9/11/2015).
Baca Juga
Advertisement
Dia menjelaskan, dari porsi penjualan semen curah sebesar 30 persen di Semen Indonesia, dikonsumsi oleh proyek pembangunan infrastruktur mencapai 50 persennya.
"Yang kita jual curah itu, kira-kira sekitar 50 persen porsinya ke proyek infrastruktur. Kita kan jualan tahun ini kan ada pada kisaran 28,4 juta ton. Itu kira-kira 30 persennya sekitar 9,5 juta ton. Berarti 4,5 juta ton ke infrastruktur," jelasnya.
Menurut Suparni, saat bertemu dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK), dirinya mendapat arahan agar industri semen nasional mempersiapkan diri untuk meningkatkan produksinya supaya kebutuhan semen untuk infrastruktur bisa dipasok dari dalam negeri.
"Iya masuk itu (untuk digenjot pengerjaannya) seperti jalan tol, gedung-gedung bertingkat, waduk, pelabuhan, dan sebagainya. (Semen curah) Masuk disitu semua," tandasnya.
Sebelumnya, Asosiasi Semen Indonesia berharap pembangunan infrastruktur berjalan sesuai target pada 2016 mendatang, sebelum memasuki semester II. Bila tepat waktu, maka permintaan semen akan berada di angka 4 persen hingga 6 persen.
"Kami harapkan pada tahun depan, infrastruktur mulainya bukan semester II, tetapi bulan Februari-Maret sudah memulai pembangunan fisik, sehingga permintaan semen relatif bergerak antara 4-6 persen, bahkan bisa 8 persen," kata Ketua Umum Asosiasi Semen Indonesia Widodo Santoso.
Widodo menjelaskan, anggaran infrastruktur untuk 5 tahun mencapai Rp 5.000 triliun. Dengan demikian, per tahunnya akan ada anggaran Rp 1.000 triliun. Angka itu yang dikejar oleh para pengusaha semen.
"Ini yang kita harapkan, kalau ini terjadi investor semen akan happy. Investasinya tidak mubazir," tutur dia.
Selain meminta agar pembangunan tepat waktu, Widodo juga menyampaikan industri semen tetap mengalami peningkatan permintaan mencapai 2,8 persen untuk September.
Persentase tersebut didapat meski ada 2 hari libur karena perayaan Hari Raya Idul Adha. Hal itu disampaikan langsung pada Presiden Jokowi.
"Kami lapor bahwa investasi semen itu luar biasa daripada industri yang lain. Kita itu tahun ini permintaan 65 juta ton, kapasitas sudah 78 juta ton. berarti sudah 15 persen di atas permintaan," ucap Widodo. (Dny/Gdn)