Ahok: Gus Dur Pantas Diberi Gelar Pahlawan Nasional

Gus Dur dianggap sebagai tokoh nasional yang terang-terangan mendukung Ahok jadi gubernur di ibu kota

oleh Silvanus Alvin diperbarui 09 Nov 2015, 18:21 WIB
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.

Liputan6.com, Jakarta - Menyambut Hari Pahlawan yang jatuh pada Selasa 10 November besok, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama memiliki kandidat yang pantas menyandang gelar pahlawan nasional. Siapakah orang tersebut?

"Pantasnya Gus Dur diberi penghargaan seperti itu," kata Ahok di Balai Kota Jakarta, Senin (9/11/2015).

Mantan Bupati Belitung Timur itu memiliki alasan yang bersifat pribadi atas dukungannya terhadap Presiden RI ke-4 itu. Ia menyampaikan, hanya Gus Dur yang terang-terangan mendukung dirinya jadi gubernur di ibu kota.

"Dia Bapak Bangsa yang berani bicara Bhineka Tunggal Ika. Dia yang berani bilang Ahok jadi gubernur," ujar Ahok.

Presiden Joko Widodo menganugerahkan gelar pahlawan nasional kepada 5 tokoh yang dianggap berjasa terhadap bangsa dan negara di Istana Negara, Jakarta, Kamis, (5/11/2015).

Pemberian gelar tersebut sesuai Keppres No 116/TK/Tahun 2015 tanggal 4 November 2015.

"Jadi Presiden telah menerima laporan dari Dewan Gelar Tanda Jasa dan Tanda Kehormatan. Ketua Dewan tersebut adalah Pak Ryamizard Ryacudu," ujar Menteri Sekretaris Negara Pratikno di Istana Negara, Jakarta.

Lima nama tersebut, kata Pratikno, akan mendapatkan anugerah pahlawan nasional. "Nanti yang akan menerima, mewakili dari keluarganya," kata Pratikno.

Ke-5 tokoh pejuang ini sudah tiada. Mereka adalah Alm Bernard Wilhem Lapian, Alm Ki Bagus Hadikusumo, Alm Mas Isman, Alm Komjen Dr H Moehammad Jasin, dan Alm I Gusti Ngurah Made Agung.

Semua plakat tanda jasa dan penghargaan gelar pahlawan nasional diberikan oleh Presiden Jokowi kepada para ahli waris.

Plakat tanda jasa untuk BW Lapian diterima oleh Louisa Magdalena Gandhi Lapian, plakat Mas Isman diterima oleh Hayono Isman, plakat M jasin diterima oleh Rubyanti Jasin, plakat untuk I Gusti Ngurah Made Agung diterima oleh Anak Agung Ngurah Oka Ratmadi, dan plakat untuk Ki Bagus Hadikusumo diterima oleh Hatief Hadikusumo.

Almarhum Bernard Wilhem Lapian terlibat dalam peristiwa Merah Putih pada 14 Februari 1946. Peristiwa itu merebut tangsi militer Belanda di Teling Manado. Saat itu, Bernard memimpin pasukan pemuda dan berhasil merobek bagian biru bendera Belanda hingga berkibar menjadi bendera Merah Putih.

Almarhum Ki Bagus Hadikusumo, dikenal sebagai Wakil Ketua PP Muhammadiyah tahun 1937. Semasa menjadi pimpinan Muhammadiyah, ia termasuk dalam anggota BPUPKI dan PPKI.

Mas Isman adalah pemimpin rapat pembentukan organisasi pelajar bersenjata. Pembentukan organisasi itu didasarkan pada pemikiran bahwa pelajar harus ikut berjuang melawan penjajah. Ia juga merupakan pendiri Kosgoro yang menjadi salah satu organisasi masyarakat pendiri Partai Golkar.

Alm Komjen Dr H Moehammad Jasin adalah pejuang yang memproklamasikan polisi istimewa menjadi polisi Indonesia. Ia hadir dalam konferensi pembentukan Brimob tahun 1946, di Purwokerto. Ia lalu diangkat menjadi Komandan Brimob Jawa Timur.

Almarhum I Gusti Ngurah Made Agung merupakan Raja Badung VII. Ia konsisten menentang penjajahan Belanda melalui berbagai karya sastra. Ia juga menolak melanjutkan perjanjian Kuta yang dibuat Raja Bali sebelumnya dengan pemerintah kolonial Hindia Belanda. (Dms/Sun)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya