Liputan6.com, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengaitkan perjuangan pahlawan di masa kemerdekaan, dengan perjuangan mewujudkan ketertiban serta memerangi korupsi yang membudaya di Indonesia. Pria yang akrab disapa Ahok itu mengatakan, masyarakat saat ini tidak dituntut mengorbankan nyawa dan darah demi mewujudkan keberadaan suatu negara.
"Maknanya bagi saya, ya mengenang ada orang yang rela mati buat kita. Sedangkan kita, setelah masuk 70 tahun, kita ini nggak diminta mati, darah saja nggak. Cuma diminta jangan korupsi. Memperjuangkan ideologi Pancasila, UUD 1945. NKRI harus kita perjuangkan," ucap Ahok di Lapangan IRTI Monas, Jakarta Pusat, Selasa (10/11/2015).
Masyarakat saat ini, lanjut dia, hanya diminta untuk hidup tertib, menjunjung nilai-nilai bangsa dan menjauhi perilaku yang menghancurkan bangsa seperti praktik korupsi. Namun, melakukan hal yang jauh lebih mudah daripada para pejuang saja, banyak yang tidak mampu.
"Jadi apa sih yang susah bagi kita sekarang? Harusnya angkatan generasi kita itu merasa malu, nggak ngorbanin darah, cuma nggak korupsi masak nggak sanggup? Nah bagi saya makna Hari Pahlawan ya seperti itu. Harus berani menyampaikan kebenaran," kata Ahok.
Baca Juga
Advertisement
Ahok juga mengatakan, perjuangan menjadi tertib dan memerangi korupsi juga harus dilandasi iman. Dengan seseorang memiliki iman pasti memiliki jiwa patriotik, dan orang yang tidak beriman namun cinta Tanah Air pasti seorang chauvinisme.
"Secara teori kalau kamu beriman kamu pasti seorang patriotik. Kalau kamu tidak beriman, tapi kamu ngaku patriotik, pasti kamu chauvinis. Otomatis itu," tutur Ahok. (Mvi/Sun)