Liputan6.com, Springfield - Kandidat calon presiden dari Partai Republik, Donald Trump, kembali melontarkan pernyataannya kontroversial. Dalam kampanyenya itu ia meminta untuk memboikot kedai kopi raksasa, Starbucks, karena telah memutuskan untuk tidak menggunakan gelas bertema natal untuk tahun ini.
"Di Trump Tower ada satu kedai Starbucks yang ramai sekali. Mungkin sepertinya kita harus boikot mereka? Bagaimana? Saya tak peduli. Serius, tak peduli. Kedai itu sudah berakhir masa sewanya di gedungku. Siapa yang peduli?" ucap Trump di tengah-tengah keramaian pendukungnya di Springfield, Illionis, seperti dilansir dari CNN, Senin 9 November 2015.
"Kalau saya jadi presiden. Kita semua akan bilang, 'Selamat Natal' lagi. Itu yang saya janjikan," ujarnya.
Pernyatan terbarunya adalah untuk memikat hati pemilih evangelis yang mayoritas tinggal di Iowa dan South Carolina. Hal itu demi menggeser Ben Carson yang kini berada di peringkat pertama sebagai kandidat dari partai berlambang gajah itu. Tak bisa dipungkiri, Carson penganut Kristen yang taat dapat dengan mudah memikat suara mayoritas Kristiani di berbagai negara bagian.
Baca Juga
Advertisement
Sebelumnya, jaringan waralaba kopi Starbucks memang telah menghilangkan 'simbol musim Natal' yang selama ini mereka gunakan tiap bulan Desember. Termasuk kijang, ornamen, cup berwarna merah dan putih.
Beberapa kelompok sekuler di AS selama ini telah menentang penggunaan akseoris Natal yang 'memaksa' para pelanggan dan pegawai untuk 'merayakan Natal'.
Miliuner itu sebelumnya berjanji akan setia dengan 'Natal' selama kampanyenya di bulan Oktober. "Saya jamin, jika saya jadi presiden, saya pastikan ucapan 'Selamat Hari Natal' akan bergema di setiap toko," ujarnya. (Rie/Yus)