Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat impor Premium bakal berkurang dengan beroperasinya kilang Trans Pacific Petrochemical Indotama (TPPI) Tuban, Jawa Timur, dan ditingkatkanya kehandalan kilang Cilacap, Jawa Tengah. Rencananya, setelah peningkatan kapasitas telah selesai, Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan meresmikannya secara langsung.
Direktur Jendera Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM, I Gusti Nyoman Wiratmaja Puja mengatakan, dengan beroperasinya fasilitas pengolahan minyak mentah (kilang) TPPI Tuban dan peningkatan kehandalan kilang cilacap melalui Residual Fluid Catalitical Cracking (RFCC) tersebut, jumlah impor minyak olahan jenis Premium akan berkurang.
"Dengan diresmikanTPPI dan RFCC mengurangi impor Premium bisa mencapai 30 persen itu sudah banyak efeknya," kata Wirat, di kantor Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM, Jakarta, Selasa (10/11/2015).
Baca Juga
Advertisement
Saat ini kilang TPPI baru beroperasi 80 persen diperkirakan beroperasi penuh pada akhir November 2015. Sedangkan untuk RFCC sudah beroperasi penuh saat ini. "TPPI saat ini masih 80 persen, akhir November bisa 100 persen.Itu karena membangkitkan kilang tidak bisa secara langsung, jadi kilang harus beroperasi secara bertahap," jelas Wirat.
Wirat menambahkan, kilang TPPI Tuban akan diresmikan oleh Presiden Jokowi Rabu (12/11/2015), sedangkan RFCC Cilacap diresmikan dua hari berikutnya. "Kilang minyak TPPI sudah 80 persen RFCC sudah selesai. TPPI diresmikan besok. RFCC jumat," tuturnya.
Kilang TPPI Tuban dapat memproduksi Bahan Bakar Minyak (BBM) sebanyak 100 ribu Barel Per Hari (BPH) dan sedangkan RFCC Cilacap memberikan tambahan BBM mencapai 2 juta Kilo Liter per tahun.
Sebelumnya, PT Pertamina (Persero) menyatakan bahwa perusahaan telah menyelesaikan perluasan unit Residual Fluid Catalytic Cracking (RFCC) atau fasilitas pengolahan minyak mentah (kilang) Cilacap.
Vice President Corporate Communication Pertamina, Wianda Pusponegoro mengatakan, setelah selesai perluasan, Pertamina memulai proses start up unit pengolahan minyak mentah pada 30 September 2015 sekitar pukul 19.25 WIB. "Mulai berproduksinya RFCC Kilang Cilacap ditandai dengan tetes pertama dari unit tersebut pada 30 September 2015," kata Wianda.
Tetes pertama High Octane Mogas Component (HOMC) kadar 93 dari RFCC dimulai pukul 23.00 WIB dan tidak lama kemudian kapasitas produksinya kini sudah mencapai 70 persen dari semula diperkirakan 25 persen terhadap target produksi HOMC sekitar 37 ribu barel per hari (bph).
"Pada hari yang sama pukul 23.00 WIBm Kilang Cilacap RFCC mulai menghasilkan HOMC dengan kadar oktan lebih dari 93. Ini suatu kemajuan besar dan dengan kemajuan ini RFCC Cilacap siap untuk diresmikan," tuturnya.
Dari produksi HOMC tersebut, sebagian besarnya diproses lebih lanjut untuk diproduksikan menjadi Premium. Saat ini, produksi Premium dari kilang Cilacap sebanyak 61 ribu bph.
Dengan beroperasinya RFCC, produksi dari Kilang Cilacap akan menjadi 91.000 barel per hari atau naik 30.000 barel per hari. (Pew/Gdn)