Salah Kaprah Panaskan Sepeda Motor

Memanaskan motor dalam waktu tertentu dan didiamkan adalah hal yang mubazir.

oleh Rio Apinino diperbarui 10 Nov 2015, 19:21 WIB
Foto: mygoldmachine

Liputan6.com, Depok - Pemilik sepeda motor biasanya memanaskan tunggangannya di pagi hari sebelum beraktivitas. Motor dibiarkan menyala sambil pemiliknya bersiap, misalnya menggunakan sepatu atau sarapan.

Sayangnya, kebiasaan itu ternyata tidak tepat. Memanaskan motor dalam waktu tertentu dan didiamkan adalah hal yang mubazir. Hal ini diungkapkan oleh Izas Ismail, Sevice Advisor Mitra Jaya Depok, dealer resmi Honda.

"Itu mubazir. Soalnya, kalau hanya dipanaskan (stationer), aliran oli tidak maksimal melumasi bagian-bagian mesin yang berada di posisi atas berapa pun waktu pemanasannya," ujar Izas kepada awak Liputan6.com, Selasa (10/11/2015).

Izas mengatakan cara yang tepat agar oli terdistribusi secara menyeluruh adalah dengan cara membetot gas. "Jadi saat mesin dinyalakan, itu digas saja sampai rpm 3.000. Selain itu, nyalakan juga lampu jauh karena saat itu mesin bekerja maksimal," ujarnya.

Jika diyakini selama ini memanaskan mesin perlu waktu 5 hingga 10 menit, maka dengan cara ini tidak perlu waktu lama. "Jadi poinnya bukan dipanaskan atau tidak, tapi digas apa tidak. Satu menit sudah cukup," ujarnya. (Rio/Gst)*


Jangan Isi Radiator Mobil Bekas dengan Coolant

Radiator coolant pada mobil bekas, bolehkah?

Pasti Anda bertanya-tanya mengapa dilarang keras menggunakan coolant pada radiator mobil yang tak lagi baru atau seken? Padahal, bukankah cairan itu memiliki kelebihan ketimbang air biasa?

Memang, radiator coolant memiliki beragam manfaat. Tapi, disarankan cairan ini digunakan pada mobil baru saja. Untuk mobil bekas, ada baiknya melakukan pemeriksaan radiator terlebih dahulu.

Ya, bila pemilik sebelumnya rajin menggunakan coolant, maka tak perlu ragu untuk mengguankan cairan yang sama. Tapi bila tidak, jangan dilakukan.

Pasalnya, radiator yang menggunakan air mengakibatkan jalur air di kepala silinder hingga blok mesin berkarat. Praktis, penggunaan coolant yang umumnya memiliki senyawa kimia anti rust dapat membuat seluruh karat rontok dan menimbulkan masalah baru.

"Memakai coolant akan membuat karat-karat rontok, sehingga bisa membuat lubang antara jalur air dengan jalur oli," papar Yusuf Ali, mekanik Praju Motor. Akibatnya, kata Yusuf, air dan oli akan tercampur pada mesin mobil.

Lebih lanjut, tanda oli dan air bercampur pada mesin bisa terlihat ketika memeriksa dipstick oli. Saat diseka dengan lap bersih (berwarna putih) akan terlihat warna seperti kopi susu.

Bila kondisi ini terjadi, mobil bekas yang sedianya dibeli untuk menunjang mobilitas justru membuat kantung jebol. Sebab, Anda perlu merogoh kocek dalam untuk melakukan overhaul atau paling tidak menguras mesin.

Dalam kasus ekstrim, masalah ini membuat pemilik kendaraan harus dibebankan untuk mengganti kepala silinder. Jadi, cerdaslah dalam membeli dan merawat mobil bekas!

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya