Liputan6.com, Istanbul Otoritas pendidikan Pakistan menghentikan pasokan dana kepada 'sekolah hantu' dan memecat 450 guru yang selama setahun terakhir membolos di Provinsi Baluchistan.
"Kami telah mendeteksi dan akhirnya menghentikan dana 650 sekolah yang kemungkinan fiktif dan memecat 450 guru yang tidak pernah mengajar di sekolah mana pun tetapi tetap digaji," kata sekretaris departemen pendidikan, Abdul Saboor Kakar, seperti dilansir dari The Guardian pada 10 November 2015.
Ia menambahkan sebagian besar sekolah tersebut hanya ada dalam daftar, sementara sisanya adalah bangunan tak bertuan. Tak ada guru dan murid sama sekali.
Menteri Pendidikan Provinsi Baluchistan Raza Mohammad Braich membenarkan detail itu. Ia menjelaskan bahwa pihak otoritas telah mendeteksi ratusan sekolah fiktif lainnya.
"Padahal, pendidikan adalah prioritas utama kami. Dan kami malahan mendapati banyak sekolah fiktif dan 'guru' yang mungkin fiktif pula. Kemungkinan besar mereka direkrut oleh para politikus di masa lalu," ujar Braich.
Braich mengatakan Baluchistan mempunyai 12.500 sekolah pemerintah. Kini otoritas setempat tengah melakukan usaha untuk memperbaiki mutu pendidikan.
Baca Juga
Advertisement
Tingkat pendidikan di Pakistan secara keseluruhan rendah, tetapi ada sedikit kenaikan secara teratur. Lebih dari sepertiga anak usia sekolah di Pakistan tak bisa bersekolah. Sementara itu, 42 persen populasi berusia 10 tahun lebih buta huruf.
Dalam level nasional, dua pertiga perempuan berusia 15 dan lebih tidak bisa menulis dan membaca, sementara 35 persen perempuan putus sekolah. Data tersebut berasal dari laporan nasional lembaga swadaya masyarakat Education for All tahun 2015.
"Lebih dari 6,7 juta anak putus sekolah dan 62 persen di antaranya adalah perempuan," tulis laporan itu. (Rie/Mut)**