Liputan6.com, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama tak dapat menyembunyikan kegembiraannya ketika survei memperlihatkan bahwa warga Jakarta menginginkan dia kembali menjadi orang nomor 1 di Ibu Kota. Meski begitu, Ahok hanya menjawab singkat ketika ditanya soal hasil survei itu.
"Itu tergantung orang Jakarta, gampang saja," ujar Ahok sambil tersenyum di Balai Kota, Jakarta, Kamis (12/11/2015).
Mantan Bupati Belitung Timur itu sempat tertawa kecil di sela-sela memberi tanggapan. Menurut dia, warga Jakarta tentu punya pilihan sendiri yang tidak bisa diatur orang lain.
"Itu pilihan orang. Kamu suka sama orang mana bisa diatur," kata Ahok.
Cyrus Network merilis hasil surveinya mengenai Pilkada DKI Jakarta. Survei tersebut memperlihatkan dukungan terhadap Ahok semakin kuat.
Baca Juga
Advertisement
"Dukungan terhadap petahana Basuki Tjahaja Purnama semakin solid, hari ini pendukung Ahok sudah masuk dalam kategori strong voters jumlahnya sekitar 40 persen pemilih DKI," ucap Managing Director Cyrus Network Eko David di Jakarta, kemarin.
Menurut Eko, pemilih itu masuk dalam kategori yang konsisten mulai dari pilihan dalam pertanyaan terbuka, pilihan ketika simulasi, sampai kesediaan untuk mengumpulkan KTP jika Ahok maju dalam pilkada melalui jalur independen.
Eko menjabarkan, selain Ahok, dua nama yang mendapat elektabilitas cukup tinggi adalah Wali Kota Bandung Ridwan Kamil dan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini.
Walau begitu, elektabilitas Ridwan dan Risma tidak bisa melampui Ahok. Menurut David, elektabilitas Ahok sudah mendekati 50 persen.
"Selisih simulasi head to head antara Ahok dan Ridwan Kamil hanya 5 persen, tapi hari ini melebar menjadi 12 persen," tutur dia.
Sementara Risma, jika dalam dalam survei April lalu selisih dengan Ahok hanya 7 persen, dalam survei terbaru Cyrus menunjukkan saat ini selisihnya sudah 16 persen.
Meski berada dalam posisi puncak untuk masalah elektabilitas, Ahok diminta untuk tetap waspada. Sebab, gerakan anti-Ahok juga meningkat sampai angka 40 persen.
"Lawan-lawan Ahok bisa melihat peta potensi suara itu, mau meluaskan jaringan anti-Ahok atau ambil sisa 20 persennya. Walaupun memang agak sulit melawan loyalis Ahok yang sudah sampai 40 persen," ujar Eko David. (Nil/Mut)*