Ibarat Pahlawan, Dokter Internship Harus Tangguh

Dokter internship harus tangguh, tidak boleh semangatnya sulut karena meninggalnya dokter muda Dionisius Giri Samudra di Kepulauan Aru

oleh Aditya Eka Prawira diperbarui 12 Nov 2015, 15:30 WIB
Ratusan dokter mendengarkan orasi saat aksi protes di dalam sebuah rumah sakit di Hong Kong, Rabu (21/10). Ratusan dokter umum tersebut menuntut kenaikan gaji sejalan dengan kenaikan upah pegawai negeri di kota itu. (REUTERS/Bobby Yip)

Liputan6.com, Jakarta Wafatnya dokter muda bernama Dionisius Giri Samudra di Kepulauan Aru, Maluku Tenggara, Rabu (11/11/2015) diharapkan tidak menyulutkan nyali para dokter muda yang akan dikirim ke daerah. Justru semakin tahu apa saja yang harus diperhatikan sebelum dikirim ke sana.

Itulah harapan Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Dr.Zaenal Abidin,S.H,M.H.Kes, saat dihubungi Health-Liputan6.com, Kamis (12/11/2015).

"Jangan surut semangatnya, karena masyarakat di sana menunggu kehadiran para dokter itu," kata Zaenal.

Ibarat pejuang, dokter internship harus lebih tangguh lagi.

Tujuh bulan lalu, kondisi serupa dialami mendiang dokter Dhanny Elya Tangke. Ia meninggal dalam pengabdiannya di daerah sangat terpencil di Distrik Weime, Kabupaten Pegunungan Bintang, Propinsi Papua pada 13 Mei 2015.

Mengalami malaria berulang, dokter Dhanny terlambat dievakuasi dari Puskesmas tempat dinasnya selama beberapa hari karena kendala cuaca. "Kondisinya semakin memburuk saat sampai di RS Abepura Jayapura dan saat dievakuasi ke Makassar nyawanya tidak tertolong," sebut mantan dokter PTT dokter Ari F. Syam.

Sedangkan dr Dionisius Giri Samudra yang lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Hasanudin tahun 2012 itu, mimpinya untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang spesialis pun terhenti dalam pengabdiannya untuk kemanusiaan.

Kabar terakhir yang diterima tim Health-Liputan6.com, jenazah akan tiba di Jakarta pada Jumat (13/11/2015).

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya