Liputan6.com, Los Angeles - Romo Greg Boyle telah menghadiri 183 pemakaman anak-anak selama 26 tahun hidup di Los Angeles-- lebih tragis lagi, mereka tewas dibunuh oleh anak-anak sepantaran mereka sendiri.
Pada tahun 80'an, Boyle yang menjadi pendeta Yesuit, berjalan-jalan di lingkungan usang Los Angeles Timur, mengajak ngobrol orang-orang yang berdiri di jalanan, dan selalu menjadi sasaran penggeledahan petugas dari LAPD. Selain di jalanan mereka juga menghabiskan waktu di penjara, ataupun di ruang tunggu UGD. Boyle menemukan cerita-cerita pilu kehidupan di balik tato-tato sangar. Ia menyadari, "kemampuan seseorang untuk memilih kehidupan yang layak tidak sama."
Advertisement
Puncaknya perseteruan antar geng memuncak terjadi pada tahun 1992 dengan lebih dari sekitar 2.000 orang yang telah dinyatakan tewas di jalan-jalan Los Angeles. Pada masa itulah, Romo Boyle menciptakan Industri Homeboy, yang sekarang ini telah menjadi program intervensi geng terbesar di Los Aangeles.
Industri Homeboy memberikan mantan napi dan anggota gang sesuatu yang sulit dan hampir mustahil mereka temukan, yakni sebuah peluang. Selama 26 tahun, perusahaan ini telah mengubah hidup banyak orang dengan mempekerjakan para anggota geng dan napi.
"Saya menolak untuk melihat sebuah geng sebagai sesuatu yang secara keseluruhan buruk, namun juga tidak mendukung geng sebagai kegiatan yang secara keseluruhan baik," ungkap Romo Boyle dikutip The Plaid Zebra.
Sekitar 75% pembunuhan geng di California terjadi di kawasan Los Angeles, rumah bagi 34% rakyat miskin di Amerika. Dalam upaya menurunkan persentase itu, Romo Boyle mengatakan bahwa mengembangkan komunitas dari pada memberikan hukuman penjara adalah kunci untuk mengurangi tingkat kejahatan, dan memutuskan 'lingkaran setan'.
Ide awalnya sederhana, "pendekatan 'tegas terhadap sanksi kejahatan' mewujudkan perdamaian melalui keadilan, sementara mengabaikan ketidakadilan sosial dan ekonomi memicu kejahatan terhadap komunitas tertentu."
Perusahaan yang bermula dari satu toko roti, kini telah berkembang menjadi kafe, truk makanan, pelayanan katering, rumah makan, serta usaha kain sutera dan bordir.
Dalam buku berjudul 'On the Run: Fugitive Life in an American City' karya sosiologis Alice Goffman, menceritakan dunia narkoba dan pertikaian antar geng antara anak-anak dari 6th Street dan 4th Street. Meangkat judul tersebut, Goffman menjadi teman baik dengan seorang anak laki-laki bernama Chuck, murid tingkat akhir SMA yang hidup di ruang bawah tanah kumuh yang dipenuhi tikus.
Memiliki seorang ibu sebagai pecandu narkoba-- pada usia 13 tahun Chuck mulai jual-beli obat terlarang, dengan pemikiran dapat mengendalikan pemakaian obat pada ibunya, beli makanan dan mencegah ibunya berpaling kepada pekerjaan terlarang.
Namun perjalanan Chuck tidak berlangsung lama, ia ditemukan tewas tertembak geng pesaing di luar sebuah restoran China. "Chuck telah melakukan hal yang buruk, namun Chuck bukan orang jahat."
Kehidupan di Industri Homeboy
Kehidupan di Industri Homeboy
Masalah seputar kriminal dan penjara bukan hanya ada di LA, namun juga di seluruh negeri Paman Sam itu. Amerika tercatat memiliki lebih banyak penjara daripada kampus-- dengan 2,3 juta orang yang mendekam di dalam sel penjara-- persentase napi terbesar di dunia. Artinya, satu dari 100 orang dewasa di AS terkurung di dalam penjara.
Dalam tiga tahun, 67,8% napi yang dibebaskan kembali ke penjara. Dan dalam lima tahun, angka itu diperkirakan mengalami peningkatan sebesar 76,6%.
Romo Boyle mengungkapkan: "Komunitas selalu jauh lebih baik dibanding geng."
Romo Boyle memiliki tujuan membuat Industri Homeboy menjadi "titik kritis" penerimaan dan pendekatan alternatif untuk mengurangi kejahatan-- dengan mengutamakan kegiatan komunitas dan rehabilitasi, bukan segregasi.
Untuk berbaur, ia bicara menggunakan bahasa jalanan, memanggil para staf "dawg", "mijo", dan "homie." Setiap orang yang masuk ke kantornya Romo Boyle memberikan nomor pribadinya, dan ia juga sering turut andil dalam acara penting para karyawannya, seperti pernikahan dan pembaptisan anak-anak mereka.
Tak berhenti sampai di situ, Industri Homeboy menawarkan jasa menghapus tato gratis, yang membantu para pekerja mengejar kehidupan di luar kejahatan.
Menurut Steve Soboroff, wakil ketua Dewan Komisaris Polisi LA, selama 12 tahun penurunan tingkat kejahatan tejadi karena adanya intervensi geng. Inisiatif pengembangan komunitas dari Industri Homeboy berjasa dalam ekonomi selain sosiologis. Biaya perawatan satu napi sebesar US$ 46.700 setiap tahunnya, sedangkan masa percobaan senilai US$ 3.42 per harinya.
Sekitar 120 ribu anggota geng datang telah mendatangi Romo Boyle untuk bantuan mengubah hidup mereka. Menderita leukemia sejak dekade lalu, tidak menghentikan niat baik Romo Boyle untuk menyelamatkan hidup orang-orang lain.
Selain mempekerjakan 200 mantan narapidana pria maupun wanita, Industri Homeboy memberikan konseling gratis untuk trauma dan penanganan kejahatan, serta kelas orangtua bagi 600 orang lainnya.
Pada akhir program selama 18 bulan kerja dan terapi, mayoritas mantan narapidana jauh dari penjara, membangun keluarga, dan telah menemukan pekerjaan tetap ataupun paruh waktu. (Ikr/Rcy)
Advertisement