Liputan6.com, Washington DC - Wahana tanpa awak New Horizons baru saja mengirimkan gambar ke Bumi. Dalam citra terbarunya, terlihat planet kerdil Pluto memiliki gunung volkano es yang aktif. Di puncaknya, kemungkinan mereka 'semburkan' lava dingin yang bisa jadi mirip dengan es lembut.
Gunung itu berbentuk bundar dan memiliki lubang kedalaman di tengahnya. Salah satu puncaknya, yang dinamai, Wright Mons, mempunyai tinggi 3-5 kilometer (km). Sementara gunung lain, bernama Piccard Mons, setinggi 6 km.
Mereka berdua mirip dengan gunung volcano es atau yang biasa disebut cryovolcanoes di Bulan Triton milik Planet Venus, dan 'dunia es' lain. Alirannya berupa slushy ice, atau es lembut, seperti salju bukan lava panas.
"Pada dasarnya kami belum siap mengumumkan bahwa kami telah menemukan konstruksi gunung volkanik di Pluto. Tapi ini jelas mencurigakan. Kami kini fokus untuk memperhatikan mereka," kata Jeff More, salah satu peneliti di NASA Ames Research Center. More juga merupakan kepala divisi geologi New Horizons, seperti dilansir dari Nature.com, Jumat (13/11/2015).
Tim dari New Horizons mengidentifikasikan volkano itu saat merangkai peta topografi yang memperlihatkan benjolan serta cekungan di permukaan Pluto dengan teknologi 3D.
Gunung Piccards dan Wright sungguh lebar, sekitar 160 km dengan kawah di puncaknya. Itu mirip dengan tekanan yang dimiliki gunung berapi di Bumi, di mana puncak gunung berapi cekung setelah lava berhasil mengalir di bawahnya.
Advertisement
Bila benar memiliki cryovolcanoes, sangat memungkinkan Pluto dipenuhi oleh udara dingin atau es tipis. Hal itu dikemukakan oleh Robert Papalardo peneliti NASA.
Selain itu, ditemukan bahwa daratan Pluto memiliki kegiatan geologi yang aktif, bergunung-gunung dan landasan es datar yang lembut. Aktivitas itu menunjukkan bahwa ada pusat panas di dalamnya, yang kemungkinan berasal dari sisa radioaktif saat planet itu lahir, sekitar 4.5 miliar tahun lalu.
Tim misi New Horizons juga tengah meneliti seberapa tebal atmosfer yang dimiliki Pluto. Dalam kesimpulan awal, kemungkinan besar lapisan 'udara' bisa jadi lebih tipis dan dingin daripada yang mereka harapkan.
"Namun, hingga sekarang kami masih belum bisa menyimpulkan bagaimana cara lapisan pelindung planet itu bekerja," kata Randy Glandstone, salah satu anggota tim. (Rie/Yus)*