Liputan6.com, Ohio: Lupakan etanol, methanol, atau biogas. Bahkan, saat ini pun Anda sedang menyimpan bahan bakar dalam tubuh Anda. Jangan heran, pasalnya baru-baru ini peneliti dari Universitas Ohio mengembangkan teknologi bahan bakar yang murah berbahan dasar urin.
Sebelumnya, urin akan diubah menjadi hidrogen. Dengan menggunakan elektroda berbahan nikel, peneliti dapat membuat hidrogen murah yang dapat terbakar atau digunakan sebagai bahan bakar. Profesor dari Universitas Ohio, Gerardine Botte mengatakan, produksi urin dari seekor sapi bisa memenuhi kebutuhan energi untuk memasok air panas ke 19 rumah. "Dengan teknologi ini tentara di medan perang pun bisa membawa bahan bakar sendiri," ujarnya.
Bahan bakar ini sangat efektif. Secara teori, kendaraan berbahan bakar urin mampu menjelajah hingga 90 mil atau 144 kilometer per galon (3,7 liter).
Tantangan terbesar dari pengembangan teknologi ini adalah menyimpan hidrogen murni. Seperti diketahui, menyimpan hidrogen murni membutuhkan kondisi bertekanan tinggi dan suhu yang rendah. Sebuah nanomaterial baru bisa menyimpan hidrogen murni. Namun, hingga kini belum ada yang memproduksi nanomaterial ini dalam skala yang menguntungkan secara ekonomis.
Cara lain adalah dengan mengikatkan hidrogen dengan elemen lain. Botte dan koleganya memilih mengikatkan hidrogen dengan nitrogen. Dengan demikian, hidrogen bisa disimpan dan dipindahkan tanpa harus menciptakan kondisi ekstrem. Saat nanti hidrogen dilepaskan kembali pun hanya membutuhkan tenaga listrik 0,037 volt. Bandingkan bila hidrogen digabungkan dengan oksigen menjadi air yang membutuhkan 1,23 volt untuk menguraikannya kembali.(AND/MSNBC)
Sebelumnya, urin akan diubah menjadi hidrogen. Dengan menggunakan elektroda berbahan nikel, peneliti dapat membuat hidrogen murah yang dapat terbakar atau digunakan sebagai bahan bakar. Profesor dari Universitas Ohio, Gerardine Botte mengatakan, produksi urin dari seekor sapi bisa memenuhi kebutuhan energi untuk memasok air panas ke 19 rumah. "Dengan teknologi ini tentara di medan perang pun bisa membawa bahan bakar sendiri," ujarnya.
Bahan bakar ini sangat efektif. Secara teori, kendaraan berbahan bakar urin mampu menjelajah hingga 90 mil atau 144 kilometer per galon (3,7 liter).
Tantangan terbesar dari pengembangan teknologi ini adalah menyimpan hidrogen murni. Seperti diketahui, menyimpan hidrogen murni membutuhkan kondisi bertekanan tinggi dan suhu yang rendah. Sebuah nanomaterial baru bisa menyimpan hidrogen murni. Namun, hingga kini belum ada yang memproduksi nanomaterial ini dalam skala yang menguntungkan secara ekonomis.
Cara lain adalah dengan mengikatkan hidrogen dengan elemen lain. Botte dan koleganya memilih mengikatkan hidrogen dengan nitrogen. Dengan demikian, hidrogen bisa disimpan dan dipindahkan tanpa harus menciptakan kondisi ekstrem. Saat nanti hidrogen dilepaskan kembali pun hanya membutuhkan tenaga listrik 0,037 volt. Bandingkan bila hidrogen digabungkan dengan oksigen menjadi air yang membutuhkan 1,23 volt untuk menguraikannya kembali.(AND/MSNBC)