Liputan6.com, Paris - Aksi teror melanda Ibu Kota Prancis, Paris pada Jumat 13 November 2015 malam. Serangan keji dilancarkan ke 6 titik di seantero Ibu Kota Prancis itu. Lebih dari 150 orang tewas, mayoritas korban ada di gedung konser Bataclan.
Presiden Prancis Francois Hollande menyatakan, aksi tersebut membuat wilayahnya menjadi horor. Dia meyakini serangan tersebut dilakukan oleh kelompok militan ISIS.
"Serangan hampir bersamaan di Paris yang menewaskan sedikitnya 127 orang itu merupakan tindakan perang yang dilakukan oleh kelompok militan ISIS," kata Presiden Prancis Hollande yang dikutip BBC, Sabtu (14/11/2015).
Baca Juga
Advertisement
Hollande menambahkaan, serangan yang dilakukan 8 orang bersenjata dan bomber bunuh diri dilakukan secara terorganisir dan rencana yang luar biasa.
"Target serangan termasuk bar, restoran, konser, dan pertandingan sepak bola. ISIS mengaku serangan itu," ujar dia.
Perang Melawan Teroris
Atas kejadian ini, tambah Hollande, Prancis menetapkan hari berkabung nasional selama 3 hari. Pihaknya pun meningkatkan keamanan di sejumlah titik lokasi yang vital.
Dia pun mengumumkan keadaan darurat nasional dan bersumpah akan melakukan perang melawan teroris tanpa ampun.
"Kita bersama yang melihat peristiwa mengerikan ini bertekad bahwa kita akan memerangi mereka dan perang ini tidak mengenal yang namanya belas kasihan," ucap Hollande.
"Teroris yang telah melakukan perbuatan sadis ini harus diberitahu bahwa mereka sedang berhadapan dengan Prancis, Prancis yang bersatu dan tidak akan menyerah begitu saja karena hal ini," tandas Hollande. (Ali/Mvi)