Liputan6.com, Prancis - Jumat malam, 13 November 2015, aksi terorisme maha dahsyat kembali terjadi di ibu kota Prancis, Paris. Penembakan brutal dan bom bunuh diri terjadi secara bersamaan di 6 titik yang dilakukan oleh 8 teroris.
Korban terbanyak terjadi di Gedung Konser Bataclan, saat 1.500 orang menonton konser grup band alternatif asal Amerika Serikat, Eagles of Death Metal. Sekitar 112 orang tewas setelah sekelompok teroris muda, menembaki penonton yang disertai penyanderaan. Polisi melumpuhkan 4 penyerang yang 3 di antaranya dilengkapi sabuk bom bunuh diri.
Advertisement
2 Serangan bom bunuh diri juga terjadi di luar stadion kebanggaan warga Paris, Stade de France, saat berlangsung pertandingan persahabatan antara kesebelasan Prancis melawan Jerman. 4 orang dilaporkan tewas dalam serangan bom bunuh diri itu.
Presiden Prancis Francois Hollande yang ikut menonton laga Prancis melawan Jerman dilaporkan selamat. Bahkan sempat dievakuasi pasukan pengaman presiden keluar dari lokasi itu.
Serangan penembakan lainnya terjadi di sejumlah restoran, bar, serta jalanan di pusat Kota Paris. Rata-rata menewaskan sekitar sebelas hingga 18 orang pengunjung restoran.
Atas kejadian ini, pemerintah Prancis sempat memberlakukan situasi darurat keamanan dan menjaga semua perbatasan. Warga Paris diimbau waspada dan tak keluar rumah sementara, hingga polisi menyatakan kondisi bisa dikendalikan.
Tragedi di Paris, terjadi 10 bulan berselang dari penembakan brutal 3 pria bersenjata ke markas majalah satir, Charlie Hebdo, 7 Januari 2015. 12 Orang tewas yang sebagian besar jurnalis. Penyerangan ini dianggap sebagai yang terparah sejak 1989.
Tragedi Jumat malam merupakan yang terparah terjadi di Prancis, sejak Perang Dunia II.
Jumlah korban tewas hingga 153 orang, merupakan yang terbanyak di Eropa sejak bom Madrid 2004, yang menewaskan 191 orang.
Sekitar 2 pekan lalu, 224 orang tewas dalam jatuhnya pesawat metrojet milik Rusia, yang diklaim ditembak jatuh oleh kelompok militan ISIS.
Presiden Prancis Francois Hollande menuding ISIS di balik penyerangan mematikan ini. Ia menyebut aksi ini sebagai pernyataan perang.
Saksikan rangkuman Kopi Pagi (Komentar Pilihan Liputan 6 Pagi) selengkapnya yang ditayangkan Liputan 6 Pagi SCTV, Minggu (15/11/2015), di bawah ini. (Nda/Ado)