Liputan6.com, Jakarta - Jenis bahan peledak yang digunakan oleh pelaku teror Paris --yang mengenakan rompi bunuh diri-- adalah TATP (triacetone triperoxide). Bahan peledak ini pula yang digunakan pelaku saat mengebom Mall Alam Sutera, Tangerang, Banten, Rabu 28 Oktober 2015. Kabar ini menjadi berita yang paling banyak dibaca sepanjang Minggu kemarin.
Disusul oleh berita tentang ucapan terima kasih Dubes Prancis untuk Indonesia Corinne De Breuze atas simpati pemerintah serta rakyat Indonesia untuk Prancis. Demikian pula dengan sikap Presiden Suriah Bashar Al-Assad yang menyalahkan Prancis atas terjadinya teror Paris.
Advertisement
Top 5 News Selengkapnya:
1. Bahan Peledak Pelaku Teror Paris Sama dengan Bom Mall Alam Sutera
Salah seorang jaksa penyidik Kota Paris, Prancis yang dilibatkan dalam penanganan pasca-teror mengatakan bahwa jenis bahan peledak yang digunakan oleh penyerang --yang mengenakan rompi bunuh diri-- adalah TATP (triacetone triperoxide).
Bahan peledak yang kerap disebut sebagai Mother of Satan atau 'Ibu dari Setan' ini adalah jenis peledak yang bisa dibuat dengan bahan kimia berharga murah yang mudah didapatkan serta dibuat dengan cara sederhana.
Seperti dilansir Guardian, Minggu (15/11/2015), bahan peledak ini juga sulit dideteksi menggunakan anjing polisi atau dengan cara konvensional lainnya.
TATP ditemukan pada 1895 oleh seorang ilmuwan Jerman, Richard Wolffenstein. Kekuatannya dalam jumlah yang sama lebih besar daripada TNT. Namun, berbeda dengan TNT, TATP sangat sensitif dan tidak memerlukan detonator untuk meledakkannya.
2. Ini Mother of Satan, Bom dalam Teror Paris dan Mal Alam Sutera
Teror bom bunuh diri dan rangkaian penembakan yang terjadi di Paris, Prancis, menewaskan sekitar 200 orang. Para pelaku teror Paris menggunakan jenis bahan peledak TATP (triacetone triperoxide).
Bahan peledak yang kerap disebut sebagai Mother of Satan atau 'Ibu dari Setan' ini adalah jenis peledak yang bisa dibuat dengan bahan kimia berharga murah dan mudah didapatkan serta dibuat dengan cara sederhana. Bahan peledak ini sama dengan yang digunakan pelaku teror di Mal @ Alam Sutera, Tangerang, beberapa waktu lalu.
Dikutip dari laman Thefutureofthings, TATP telah digunakan para militan dan teroris dalam beberapa dekade terakhir. TATP adalah salah satu bom yang sulit dibuat dan mematikan. Kendati demikian, bahan-bahannya mudah dicari.
3. Dilanda Teror, Prancis Berterima Kasih Atas Simpati Pemerintah RI
Kota Paris, Prancis dilanda serangkaian aksi teror, Jumat 13 November 2015 malam waktu setempat. Setidaknya sekitar 150 orang lebih tewas akibat aksi penembakan dan bom bunuh diri itu.
Sejumlah negara mengecam aksi teror tersebut, termasuk Pemerintah RI. Presiden Joko Widodo atau Jokowi, bahkan turut mengucapkan belasungkawa atas insiden yang terjadi di negeri Menara Eiffel itu.
Duta Besar Prancis untuk RI Corinne De Breuze mengucapkan terima kasih kepada masyarakat RI atas belasungkawa dan simpati terhadap apa yang terjadi di negaranya.
"Kami terima kasih banyak untuk semua ucapan belasungkawa dan simpati dari Presiden Joko Widodo dan sejumlah menteri, termasuk Menteri Luar Negeri," ujar Corinne di Kedubes Prancis, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Sabtu (14/11/2015) malam.
4. Paris Dilanda Teror, Presiden Suriah Salahkan Prancis
Rangkaian teror yanng terjadi di Paris, memicu reaksi dari pemimpin dunia. Termasuk salah satu Presiden paling kontroversial saat ini asal Suriah, Bashar Al-Assad.
Assad menyebut serangan ini bisa terjadi karena kesalahan kebijakan Prancis. Pernyataan mengejutkan Orang Nomor Satu di Suriah dilontarkan ketika dia tengah melakukan pertemuan dengan sejumlah anggota Parlemen Prancis.
Pertemuan itu dilakukan di Ibukota Suriah, Damaskus, sehari usai serangan teroris yang menewaskan lebih dari 200 orang ini berlangsung.
"Ini karena Prancis telah membuat kebijakan salah yang telah berkontribusi pada menyebar aksi teror," ucap Assad seperti dikutip dari Yahoo News, Minggu (15/11/2015).
5. Korban Selamat Teror Paris: Ponsel Rusak Ini Menyelamatkanku...
Di balik horor teror Paris, terselip kisah mendebarkan dari salah satu korban selamat. Pria asal Prancis itu beruntung bisa berhasil terhindar maut dari amukan teroris di luar Stadion Stade de France, akibat serpihan bom tersangkut pada ponsel yang dipegangnya.
Padahal jika terkena pecahan bom itu, lukanya berpotensi mematikan.
Pemuda yang diidentifikasi sagai Sylvestre, baru saja selesai menelepon saat horor terjadi. Ia tanpa sadar berjalan menuju pembom bunuh diri yang berdiri hanya beberapa kaki darinya.
"Ponsel ini yang terkena serpihan bom. Ini yang menyelamatkanku, jika tidak maka kepalaku terluka parah," kata Sylvestre seperti dikutip dari New York Daily News, Sabtu (15/11/2015).
(Ado/Nda)