Citizen6, Jakarta Sebagai bangsa penjajah paling lama di Indonesia, Belanda memiliki banyak kisah terhadap aksi perlawanan yang diberikan kepadanya. Perlawanan tersebut tak hanya datang dari kalangan priyayi, rakyat biasa, tentara, namun juga dari masyarakat asli suatu daerah.
Saat di Kalimantan, misalnya. Salah satu yang ditakuti tentara Belanda saat berperang di Kalimantan yakni para prajurit Dayak. Meski Belanda lebih unggul dalam hal persenjataan pada saat itu, namun nyatanya senjata sumpit yang digunakan prajurit Dayak dapat membuat pasukan Belanda keder.
Advertisement
Seperti dikutip dari Humabetang, Senin (16/11/2015), hal yang membuat pasukan Belanda takut tak lain anak sumpit beracun yang digunakan pasukan Dayak. Sebelum ke medan perang, mereka akan mengolesi mata anak sumpit dengan getah pohon ipuh atau pohon iren yang beracun. Ditambah penguasaan medan hutan rimba yang baik, dalam kesenyapan prajurit Dayak akan beraksi melepaskan anak sumpit yang disebut damek.
"Makanya, tak heran penjajah Belanda bilang, menghadapi prajurit Dayak itu seperti melawan hantu," ujar Pembina Komunitas Tarantang Petak Belanga, Chendana Putra.
Keampuhan sumpit milik suku Dayak tak pernah diragukan. Orang atau binatang yang kena anak sumpit, biasanya akan kejang-kenjang sambil mengeluarkan kotoran atau terkencing-kencing sebelum tewas. Tanpa diketahui keberadaannya, satu per satu serdadu Belanda berjatuhan. Hal ini membuat pasukan Belanda kocar-kacir saat berhadapan dengan prajurit Dayak.
"Karena itu, pengaruh penjajahan Belanda di Kalimantan umumnya hanya terkonsentrasi di kota besar tapi tak menyentuh hingga pedalaman," tutup Chendana.
Walau demikian, sumpit juga kerap digunakan suku Dayak saat berburu. Uniknya, hewan tersebut aman jika dimakan. Cukup membuang bagian tubuh hewan yang terkena anak sumpit, lalu hewan buruan tersebut bisa dikonsumsi. (sul)
**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini
**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6