Liputan6.com, Paris - Ribuan warga Paris tengah bersuka cita menyaksikan penampilan band Eagles of Death Metal pada hari Jumat 13 November lalu, saat terdengar bunyi ledakan di arena gedung konser Bataclan. Suasana gembira berubah menjadi penuh teror yang mencekam. Bersamaan dengan bunyi ledakan, sekelompok penyerang masuk dan memberondongkan senjata ke arah penonton.
Dilansir dari Times, Minggu (15/11/2015), mendadak pengunjung arena konser dirundung ketakutan hebat, tak terkecuali Isobel Bowdery, seorang wanita 22 tahun yang selamat, dengan berpura-pura mati.
Dalam sebuah postingan Facebook yang beredar di internet, dikutip Senin (16/11/2015), Isobel mengunggah gambar baju atasan yang terkena noda darah.
Di bawah, ia menulis mengenai atmosfer ramai penuh kesenangan dengan sekejab berubah mencekam, sesaat setelah para teroris mengokang senjata.
"Anda tidak akan menyangka ini bisa terjadi pada Anda," Bowdery membuka tulisannya.
"Hari itu hanyalah Jumat malam lainnya dalam pertunjukan musik. Suasana gembira dengan semua orang menyanyi bersama dan tersenyum. Lalu, orang-orang dari pintu depan masuk dan mulai menembak.
"Puluhan orang tertembak di depan saya. Darah menggenangi lantai. Tangisan pria yang memeluk tubuh tak bernyawa kekasih mereka memecah area konser yang kecil. Masa depan hancur, keluarga berduka."
Bowdery yang tidak terluka roboh ke lantai, dan berbaring tanpa bergerak selama berjam-jam, berpura-pura mati dalam usaha tidak menjadi target para penyerang -- dan bertahan hidup. Sementara, ia bisa melihat pengunjung lainnya terjatuh ke lantai.
"Menahan nafas, mencoba untuk tidak bergerak, tidak menangis -- tidak menunjukkan ketakutan yang ingin dilihat oleh para penyerang. Saya beruntung bisa bertahan hidup, banyak yang tidak selamat."
Wanita berusia 22 tahun ini juga menuliskan mengenai kemanusiaan yang ditunjukkan oleh sesama korban penyerangan. Seorang pria mempertaruhkan nyawanya, menutupi kepala Bowdery yang sempat mengeluarkan suara rintihan.
"Kepada polisi yang berhasil menyelamatkan ratusan orang, pada orang asing yang menjemput saya di jalan dan menenangkan saya selama 45 menit ketika saya mengira pria yang saya cintai telah tiada," Bowdery mengucapkan rasa syukurnya pada orang-orang yang berjasa menyelamatkan nyawanya. "Kalian semua membuat saya percaya bahwa dunia ini memiliki potensi jadi tempat yang lebih baik, untuk tidak membiarkan hal ini terjadi lagi.
Baca Juga
Advertisement
"Selagi berbaring di genangan darah, dan menunggu sebutir peluru mengakhiri saya di usia ke- 22 tahun, saya membayangkan setiap wajah orang-orang yang saya kasihi, dan berbisik, 'saya mencintai kamu', terus menerus. Bayangan masa-masa penuh kenangan dalam hidup. Saya berharap, bahwa mereka yang saya cintai tahu, tidak peduli apa yang terjadi pada saya, untuk tetap percaya pada sisi baik orang-orang. Untuk tidak membiarkan orang-orang (para penyerang) menang."
Teror Paris memakan korban 132 orang, menurut laporan terbaru. Menurut Perdana Menteri Prancis Manuael Valls, lebih dari 100 korban sudah berhasil diidentifikasi. Serangan teror pada hari Jumat malam tersebut adalah serangan paling besar yang pernah dialami Prancis sejak Perang Dunia II.
Ada 7 rangkaian aksi teror di 6 lokasi berbeda di Paris. Total korban luka mencapai 352 orang dan 99 kritis. (Ikr/Rie)