Liputan6.com, Jakarta - Manajemen PT Astra International Tbk (ASII) memperkirakan lini bisnis sektor otomotif bakal stagnan pada tahun depan. Hingga kini, bisnis Astra Internasional sebesar 50 persen berasal dari sektor otomotif.
Hal ini didasari proyeksi penjualan otomotif versi Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo).
Presiden Direktur ASII Prijono Sugianto mengatakan, Gaikindo sendiri memproyeksi penjualan mobil sekitar 1 juta pada tahun depan.
"Apakah 2016 jauh lebih baik, saya cuma prediksi di teman-teman kami Gaikindo, kami lebih 50 persen bisnis tergantung otomotif, penjualan yang diprediksi Gaikindo 1 juta unit mobil serupa di tahun 2015. Motor nggak jauh sekitar 7 jutaan. Menurut hemat kami nggak jauh beda di tahun ini. Mudah-mudahan nggak lebih jelek lagi," kata dia di Jakarta, Senin (16/11/2016).
Perseroan sendiri tak memaparkan secara rinci target penjualan tahun depan. Namun dipastikan, penurunan penjualan tersebut akibat melemahnya daya beli masyarakat.
"Kalau kita lihat angka defisit sudah lebih baik, inflasi, dolar 13.600 mudah-mudahan bisa bertahan. Sehingga kinerja Astra akan paling tidak bertahan. Sehingga kinerja makro pada umumnya dan Astra pada khususnya paling tidak bertahan," ujarnya.
Baca Juga
Advertisement
Berdasarkan data ASII, penjualan mobil nasional pada 2014 mencapai 1,2 juta unit. ASII berhasil membukukan penjualan sebesar 614,1 ribu dengan market share sekitar 51 persen.
Pada kuartal III tahun 2015, total penjualan mobil sebanyak 764,6 ribu unit. Sementara, ASII sendiri mampu menjual 382,3 ribu unit dengan market share 50 persen.
RUPSLB PT Astra International Tbk
Selain itu, PT Astra International Tbk juga menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada Senin pekan ini yang mengagendakan Perubahan Anggaran Dasar Perseroan dalam rangka memenuhi ketentuan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Nomor 32/POJK.04/2014 tentang Penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan Terbuka dan Peraturan OJK Nomor 33/POJK.04/2014 tentang Direksi dan Dewan Komisaris Emiten atau Perusahaan Publik.
Chief of Corporate Communication, Social Responsibility and Security PT Astra International Tbk Pongki Pamungkas mengatakan, ada empat poin penting dalam RUPSLB tersebut. Pertama, undangan rapat dalam RUPS yang sebelumnya diajukan selama 14 hari sekarang diubah 21 hari.
"Kedua dulu pemegang saham memenuhi 10 persen atau lebih baru boleh mengajukan agenda, sekarang diturunkan 5 persen boleh mengajukan agenda," kata dia di Jakarta, Senin 16 November 2015.Ketiga, kalau ada direksi menolak dilakukan RUPS maka harus diumumkan di dua media besar.
Keempat kalau direksi mundur mesti disahkan dalam RUPS. Kemudian memenuhi item-item perubahan kebijakan OJK mengenai internal masih-masing perusahaan."Secara prinsip Astra berusaha perusahaan Tbk memenuhi kaidah perusahaan good corporate gorvernance ada aturan OJK itu menyatakan beberapa poin. Ada 4 poin besar," tandas dia.(Amd/Nrm)