Liputan6.com, Jakarta Banyak orang percaya, konsumsi vitamin dapat membantu mencapai kesehatan yang optimal. Untuk itu, mereka cenderung membeli semua jenis vitamin dan suplemen makanan di toko-toko, berapapun harganya. Namun, para pakar justru mengingatkan bahayanya dosis tinggi vitamin.
"Ketika orang-orang membeli semua vitamin, mereka pikir semuanya aman. Padahal beberapa studi menunjukkan bagaimana megavitamin dapat merugikan dan meningkatkan risiko tinggi penyakit jantung dan kanker," kata kepala divisi penyakit menular di Rumah Sakit Anak Philadelphia, Dr Paul Offit, seperti dikutip Techtimes, Selasa (17/11/2015).
Advertisement
Dalam satu acara investigasi kesehatan yang ditayangkan di CBC-TV, kata dia, bagaimana 1.000 miligram vitamin C setara dengan tujuh hingga delapan melon dan bisa membahayakan tubuh.
Temuan lain yang menarik adalah perbedaan antara informasi pada label dan isi produk. Secara khusus, CBC Marketplace menemukan, suplemen vitamin C yang diberi label mengandung 1.000 miligram vitamin hanya memiliki 332 miligram saat diuji di laboratorium.
CEO dari LabDoor, Neil Thanedar bahkan mengatakan, lebih dari 50 persen vitamin mengandung gula. Sedangkan vitamin E lain lagi.
Menurut Neil, kebutuhan vitamin E harian setara dengan 30 almond. Namun, para pakar menemukan, kapsul yang dijual di pasaran memiliki 50 kali lebih banyak dari jumlah tersebut. Offit mengatakan jumlah ini bisa menyebabkan risiko kanker prostat pada pria.
Daftar vitamin lainnya yang diburu masyarakat adalah vitamin D. Di Kanada, dosis yang dianjurkan adalah 600 unit internasional (IU). Dr Joanne Manson dari Brigham merekomendasikan 5.000-10.000 IU per hari. Namun dia menemukan banyak suplemen yang melebihi asupan yang dianjurkan.
"Konsumsi berlebihan vitamin D dapat memicu batu ginjal dan kalsifikasi vaskular atau pengapuran pembuluh darah," kata Manson.