Liputan6.com, Jakarta Keterbatasan bukan alasan. Seperti yang dilakukan para penggiat sinema asal Blitar ini. Berbekal semangat, film pendek mereka Bid & Run berhasil menjadi satu dari delapan finalis Kompetisi Film Pendek Festival Sinema Prancis 2015 yang digelar oleh Institut Français d'Indonésie (Institut Prancis di Indonesia - IFI). Dan bukan tak mungkin mereka akan menjadi juara dan menikmati hadiah terbang ke Prancis.
"Blitar kota kecil, jadi informasi untuk film itu sangat kurang. Untungnya sekarang zamannya internet. Kami cari sendiri segala informasi tentang film, tentang produksi," ujar Betet Kunamsinam, salah satu pemain Bid & Run saat ditemui Liputan6.com di IFI Jakarta baru-baru ini.
"Dengan peralatan yang kami punya, seadanya, dari semua finalis mungkin kami yang peralatannya paling minim. Bukan low lagi, budget kita nol. Alhamdulilah bisa menembus festival ini, suatu kebanggaan banget. Dan ini menjadi motivasi kami untuk selalu membuat film," lanjutnya.
Ditambahkan Betet juga, meski terbatas, di Blitar terdapat komunitas film yang diisi oleh berbagai orang dari berbagai latar belakang.
"Komunitas Wlingiwood. Komunitas kami bukan komunitas sekolah atau kampus. Dari berbagai macam profesi. Ada yang guru, ada yang pengangguran, kuli juga ada, anak sekolah, lebih ke komunitas saja, komunitas pergaulan," kata Betet.
Baca Juga
Advertisement
Bid & Run disutradarai oleh Gugun Ekalaya. Film pendek ini bercerita tentang Bakti yang merasa tak terpuaskan oleh internet. Ia lalu tergoda untuk mencoba peruntungannya dalam lelang online. Bukan lelang barang, melainkan nyawa manusia.
Penasaran? Bid & Run akan mendampingi penayangan salah satu film Prancis yang akan diputar di Festival Sinema Prancis sepanjang 3-6 Desember 2015 di sembilan kota di Indonesia yaitu Jakarta, Bandung, Denpasar, Malang, Surabaya, Yogyakarta, Medan, Makassar, dan Balikpapan. Sedikit bersabar, karena jadwal pemutaran baru akan diumumkan 25 November 2015 nanti.(Gul/Feb)
Bid & Run (trailer)