Citizen6, Jakarta Berangkat dari rasa keprihatinan terhadap maraknya aksi tawuran mahasiswa ditempat ia menuntut ilmu. Sekaligus melihat banyaknya potensi anak-anak jalanan yang mengais rejeki disekitar Kampus. Akhirnya pada awal Januari 2005, Subhan Prasandra salah satu atlet muda Judo Indonesia tergerak hatinya untuk membuat fasilitas latihan bagi para mahasiswa dan anak-anak kurang mampu untuk menyalurkan hobinya melalui olahraga Judo.
Melalui kerjasama yang saling menguntungkan dengan Universitas tempat ia menuntut ilmu disertai dukungan dari Pengurus Besar Persatuan Judo Seluruh Indonesia. Akhirnya ia mendapat tempat dan bantuan matras disalah satu ruangan kelas yang tidak terpakai dilantai 9.
Advertisement
Seiring perkembangan waktu sarana yang ia bangun perlahan namun pasti terbukti melahirkan banyak sekali pejudo-pejudo handal yang berkiprah di tingkat daerah, nasional maupun internasional. Diantaranya sempat menjadi juara umum Kejurnas Judo Mahasiswa dan bahkan atlet-atlet kurang mampu yang ia bina mampu meraih sukses di berbagai event judo internasional yang diselenggarakan di Malaysia, Singapura, Korea Selatan, Hong Kong dan Thailand.
Meski banyak jalan terjal untuk meraih sukses itu semua namun, Subhan Prasandra bersama team mampu menghadapi itu semua. Kendala yang cukup berat tentunya di sisi pendanaan. Mengingat sebagai perkumpulan yang menumpang hidup di dalam Kampus yang terletak di Jakarta Barat, tentunya Kampus tidak bisa mendukung pendanaan bagi atlet binaan yang berasal dari kalangan pelajar dan keluarga tidak mampu.
Pendanaan Klub saat itu hanya ditopang dari Bantuan dana Transport Pelatih yang besarnya hanya Rp. 1.500.000,-/Bulan. Melalui pendanaan dari dana pengganti transport pelatih inilah, akhirnya ia mencetuskan program Judo After School. Sebuah program yang membidik prestasi pelajar diluar jam belajar formal. Dengan memaksimalkan dukungan yang didapat dari beberapa link seperti Kementerian Pemuda dan Olahraga dan KONI DKI Jakarta. Program ini pada akhirnya mampu lebih menghasilkan atlet berprestasi. Bahkan dari program inilah beberapa pejudo pelajar yang awalnya sulit untuk melanjutkan studi pendidikannya ke jenajng perguruan tinggi mendapat bantuan kemudahan beasiswa untuk melanjutkan pendidikannya diberbagai Universitas terkemuka di Jakarta.
Cukup disayangkan ketika pada awal tahun 2015 terjadi pergantian pengurus Manajemen Kampus. Dimana, pejabat baru justru melarang dan tidak mendukung pembinaan atlet Judo pelajar di Kampus yang sudah mendukung program ini selama 10 tahun.
Dampaknya, Subhan Prasandra akhirnya diberhentikan dan tidak bisa melanjutkan program olahraga Judo di Kampus tersebut. Tentunya, selama beberapa bulan para atlet mahasiswa dan pelajar kurang mampu sempat terlantar dan sempat vakum prestasi selama beberapa bulan.
Untungnya, Subhan Prasandra yang saat itu melatih diberbagai Klub terkemuka senantiasa memberikan jalan keluar dan memutuskan untuk membangun nama baru Sandro Academy. Perkumpulan inilah cikal bakal dibentuknya satu program baru yaitu Judo Special Needs. Program olahraga Judo untuk Anak kebutuhan Khusus yang terletak di Srengseng, Jakarta Barat. Perkumpulan Sandro Academy saat ini menjadi klub pertama yang memiliki 2 (dua) program terstruktur. Judo After School dan Judo Special Needs.
Pada bulan November 2015, lima Pejudo pelajar terbaik dari Sandro Academy akan berpartisipasi di Jagsport Open Judo Championship yang akan diselenggarakan di Singapura, dan satu atlet akan berlaga dan memperkuat Team Ju-Jitsu Indonesia di World Ju Jitsu Championship di Thailand. Dimana pendanaan dari partisipasi tersebut murni diperoleh dari donasi masyarakat Indonesia.
Bahkan pada bulan Desember 2015. Team Sandro Academy, akan kembali mempertahankan eksistensi Juara Umum di J-Cup Open Malaysia Judo Tournament. Dimana, team masih berjuang mencari donasi untuk partisipasi team di Kompetisi tersebut.
**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini
**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6