Liputan6.com, Jakarta - Politikus Partai Nasdem Akbar Faizal menilai Ketua DPR Setya Novanto akan menjadi beban bagi DPR jika terus mengisi kursi Pimpinan DPR. Sebab, Setya Novanto tidak hanya sekali membuat heboh publik yang memperburuk citra DPR.
Terlebih politisi yang akrab disapa Setnov itu telah dilaporkan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said ke Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) atas dugaan meminta saham PT Freeport Indonesia dengan mencatut nama Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla.
"Ini bertubi-tubi dan secara kelembagaan sudah mengganggu. Kasihan DPR, kasihan juga Pak Novanto, bebannya berat sekali," kata Akbar Faizal di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (17/11/2015).
Untuk itu, anggota Komisi III DPR ini mewacanakan agar kursi Pimpinan DPR dikocok ulang beserta alat kelengkapan dewan lainnya. Hal tersebut untuk menjaga marwah DPR yang seharusnya bisa menjadi wakil rakyat.
Baca Juga
Advertisement
"Menurut saya, ini saatnya bagi kita untuk mengambil sikap, merevisi atau kocok ulang, meninjau ulang porsi kepemimpinan DPR, termasuk di alat kelengkapan yang lain," ujar dia.
DPR, lanjut Akbar, seharusnya bisa berjalan beriringan dengan pemerintah. Di mana, kata dia, pemerintah sedang berusaha lebih baik dari pemerintahan sebelumnya, serta melakukan langkah-langkah kebijakan yang menguntungkan bagi Indonesia.
"DPR harus mengimbangi upaya pemerintah, upaya istana yg sedang coba perbaiki performa. DPR juga hrs berushaa untuk itu," tandas Akbar.
Sebelumnya, Setnov mengatakan, dia tidak pernah bertemu secara khusus dengan Menteri ESDM Sudirman Said. Oleh karena itu, dia meminta kepada publik menanyakan langsung kepada Sudirman terkait politisi Senayan berinisial SN tersebut.
"Silakan tanya Pak Sudirman, saya tidak pernah ketemu Pak Sudirman secara khusus dan masalah yang berkaitan dengan ini," ujar dia.
Meski begitu, Setnov menghargai langkah Sudirman Said yang melaporkannya ke Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) DPR. Namun dia meminta masalah tersebut agar disampaikan secara jelas oleh Sudirman Said. Dia pun mengingatkan Sudirman Said agar berhati-hati untuk menyampaikan sesuatu. (Ron/Mut)