Liputan6.com, Paris - Informasi yang simpang siur kerap terjadi dalam peristiwa besar. Termasuk teror di Paris, Prancis pada Jumat malam 13 November 2015, yang menewaskan 129 orang.
Disebutkan dalam pemberitaan media terkemuka bahwa intelijen di Amerika Serikat dan Prancis pada awal September mendeteksi 'percakapan' tentang potensi serangan terkait ISIS di Prancis.
Percakapan yang disadap mengalir antara pimpinan ISIS di Suriah pada para pengikutnya di Eropa -- yang di antara mereka diduga anggota sel yang berbasis di Belgia -- yang diyakini sebagai pelaku serangan di 6 titik sekaligus di Kota Paris.
Namun, seperti dikutip dari Los Angeles Times, jejak percakapan tersebut tiba-tiba hilang. Sebab, para militan diduga mengubah alat komunikasi, dari yang biasa ke konsol game Sony PlayStation 4 (PS4).
Juga muncul klaim bahwa penyelidik menemukan setidaknya satu konsol PS4 dalam penggerebekan di Brussels.
Namun, seperti Liputan6.com kutip dari Wired, Selasa (17/11/2015) belakangan diketahui bahwa keterkaitan semacam itu tak pernah atau belum ditemukan.
Reporter Forbes, Paul Tassi yang kali pertama mengabarkan informasi itu mengaku telah salah mengartikan temuan itu dengan pernyataan yang pernah diungkap sebelumnya.
Tiga hari sebelum teror di Prancis, Menteri Dalam Negeri Belgia, Jan Jambon mengatakan, PS4 adalah 'komunikasi paling sulit' untuk dipecahkan oleh pihak intelijen. Lebih rumit dibandingkan WhatsApp.
Badan mata-mata, kata dia, masih berjuang untuk 'mengintip' perbincangan lewat PS4.
Tapi, komentarnya itu tak merujuk pada fakta bahwa teroris menggunakan PS4 untuk merencanakan serangan. Apalagi menunjuk peristiwa teror di Paris.
"Sungguh sulit bagi badan intelijen -- tak hanya Belgia namun juga internasional -- untuk memecahkan komunikasi yang dilakukan menggunakan PlayStation 4," kata dia pada Politico.
"Membayangkan para teroris duduk di belakang komputer, menanti pesan dari ISIS, membuatku tak bisa tidur."
Meski belum ada bukti bahwa pelaku teror di Paris berkomunikasi menggunakan PS4, aparat keamanan terus memantau percakapan game online.
Dokumen yang dibocorkan Edward Snowden sebelumnya mengungkap bahwa NSA dan GCHQ menargetkan komunitas gamer Second Life dan World of Warcraft.
Meski tak menyebut pasti platform online Sony, dokumen internal GCHQ menyebut detail penyadapan terhadap Xbox Live.
Respons Sony
Sementara itu, menanggapi keterangan Jan Jambon, Sony mengakui bahwa PS4 -- seperti halnya peralatan modern yang terhubung lainnya-- memang rentan 'disalahgunakan'.
Apa pun, "Kami bertanggung jawab melindungi para pengguna secara serius dan mendorong mereka, juga para mitra untuk melaporkan aktivitas apapun yang mungkin menyinggung, mencurigakan, atau ilegal," kata juru bicara Sony kepada situs Eurogamer.
Sony berkomitmen mengambil tindakan terhadap terduga pelaku, dengan bekerja sama dengan aparat.(Ein/Ans)
ISIS Gunakan PS4 dalam Teror Prancis, Fakta atau Hoax?
ISIS diduga mengubah alat komunikasi, dari yang biasa ke konsol game Sony PlayStation 4 (PS4).
Diperbarui 17 Nov 2015, 21:43 WIBPolisi berjaga-jaga di sekitar area tempat terjadinya penembakan dan bom bunuh diri yang dilakukan teroris di Paris, Perancis, Jumat (13/11/2015). Dikabarkan ada 140 orang tewas dalam aksi teroris tersebut. (Reuters)
Advertisement
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
H-7 Lebaran 2025, Sebanyak 16.000 Kendaraan Lintasi GT Cikupa-Merak
Stop Percaloan! Menaker Yassierli: Rekrutmen Tenaga Kerja Harus Adil dan Transparan
Ramadan 1446 H, Bank Mandiri Group Santuni 57.600 Anak Yatim, Lansia dan 668 Yayasan di Seluruh Indonesia
Polres Kebumen Siapkan Layanan Titip Kendaraan Gratis Selama Mudik Lebaran
Misteri Suara Seram di Palung Mariana Terungkap, Ini Faktanya
Arti Kata Haji dalam Bahasa Arab dan Penjelasan Lengkapnya
Awal Mula Cristiano Ronaldo dan Nomor Legendaris CR7
Cara Bayar Zakat Fitrah dan Sedekah Lewat Aplikasi Blu by BCA Digital
Liverpool Temukan Suksesor Mohamed Salah di Prancis, Bakal Manfaatkan Situasi Sulit Lyon
Penyebab Kolesterol Tinggi yang Penting Diwaspadai, Jangan Anggap Sepele
AirPods Max Kini Dukung Audio Lossless dan Latensi Ultra-rendah, Begini Keunggulannya!
Hadapi Bahrain, Timnas Indonesia Optimistis Raih Poin Penuh