Liputan6.com, Jayapura - Kota Jayapura, ibukota Provinsi Papua mengalami krisis listrik dalam dua pekan terakhir. Krisis listrik di Jayapura terjadi karena beban puncak di daerah tersebut dalam beberapa waktu terakhir lebih besar dari biasanya.
General Manager PLN wilayah Papua dan Papua Barat, Roberth Sitorus menjelaskan, beban puncak di Jayapura saat ini di kisaran mencapai 74 MW. Padahal sebelumnya beban puncak tertinggi di Kota Jayapura hanya mencapai 68 MW. Oleh sebab itu, PLN wilayah Papua dan Papua Barat pun mengklaim bahwa mereka sedang mengalami defisit listrik sekitar 10 MW.
Karena terjadi defisit listrik tersebut, mau tidak mau langkah yang dilakukan oleh PLN adalah dengan melakukan pemadaman bergilir kepada sekitar 89 ribu pelanggannya, khususnya di area PLN Jayapura, yang meliputi Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura, Keerom dan Genyem.
Baca Juga
Advertisement
Roberth menyebutkan, defisit terjadi karenanya ada mesin pembangkit yang mengalami kerusakan dan pemeliharaan, sementara konsumsi listrik makin bertambah.
Pada PLN area Jayapura, memiliki dua PLTD (Pembangkit LIstrik Tenaga Diesel) yaitu di Waena dan Yarmock. Di PLTD Yarmock beberapa mesin berkapasitas 3,6 MW sedang diperbaiki, lalu PLTD Waena ada beberapa mesin dengan kapasitas 2,3 MW juga dalam perawatan.
Untuk mengatasi defisit tersebut, PLN Jayapura mendatangkan tiga unit mesin berkapasitas 3 MW dari Sorong, Papua Barat dan mesin dari Bali berkapasitas 4 MW dengan cadangan 1 MW. "Kami berharap adanya tambahan mesin ini, krisis listrik di Kota Jayapura bisa berakhir,'' jelasnya.
Defisit Listrik di Jayapura, kata Robert nantinya juga akan teratasi jika PLTA di Genyem yang berkapasitas 2x 10 MW beroperasi. Sayangnya saat ini PLTA Genyem belum beroperasi dan masih dalam tahap uji coba.
"Petugas di lapangan sedang membersihkan lumpur dan sendimen lain di mesin PLTA itu. Ini karena sendimen-sendimen itu ikut didalam aliran air," ucapnya.
Pelanggan PLN wilayah Jayapura pun menyatakan kekecewaan karena adanya pemadaman tersebut. “Setiap hari listrik padam. PLN ini keterlaluan, dalam sehari pemadaman bisa mencapai 3 jam dan tanpa pemberitahuan kepada pelanggannya. Pemadaman tak mengenal waktu mulai dari pagi, siang, sore, malam hingga pagi lagi,” kata Anne Awi, salah satu pelanggan PLN di Kota Jayapura.
(Katharina Janur/Gdn)