Liputan6.com, London - Setelah diduga menjadi dalang peristiwa terorisme yang menimpa Paris pada Jumat, 13 November 2015 lalu. Beredar rumor bahwa Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) mengancam Inggris sebagai target teror berikutnya. Kabarnya, mereka akan meluncurkan serangan siber besar-besaran ke negara tersebut.
Baca Juga
Advertisement
Menteri Keuangan Inggris, George Osborne, tidak membantah kemungkinan ISIS menyerang Inggris di sektor siber. Menurutnya, kelompok ektrimis militan tersebut diketahui lihai meretas sistem infrastruktur negara-negara besar.
Menurut informasi yang dilansir Reuters pada Rabu (18/11/2015), Osborne mengimbau, sudah seharusnya setiap aparat negara meningkatkan perlindungan elektronik terhadap serangan terorisme. Ia juga menilai internet merupakan sumber kritis kerentanan yang potensial bagi ISIS.
"ISIS menggunakan Internet untuk tujuan propaganda mengerikan, radikalisasi, dan untuk perencanaan operasional juga."
"Untuk saat ini, mereka belum bisa memanfaatkan kesempatan itu untuk membunuh orang, mereka pun belum menyerang infrastruktur kami dengan serangan siber," katanya. "Tapi kami tahu betul mereka tengah mempersiapkan hal itu."
Diungkap Osborne, Inggris juga telah meningkatkan anggaran belanja negara untuk keamanan dua kali lipat menjadi 1,9 miliar poundsterling (Rp 39 triliunan) sampai 2020.
Infrastuktur keamanan yang akan dipantau pemerintah melingkupi pasokan listrik, kontrol lalu lintas udara, sampai rumah sakit yang layanannya bisa dilakukan secara online.
Selain itu, pemerintah Inggris juga akan menjalin kemitraan dengan penyedia jasa internet demi menangkis program jahat dan memblokir situs-situs yang dianggap berbahaya bagi pengguna Inggris.
"Kami juga menyusun rancangan keamanan siber nasional. Kami akan mengerahkan `pasukan` khusus untuk merespon lebih cepat jika ada serangan siber besar. Para pasukan ini berbasis di Government Communications Headquarters (GCHQ) di Cheltenham," tutupnya.
(jek/isk)