Liputan6.com, Hangzou - Restoran cepat saji waralaba asal Amerika Serikat, McDonald, mengubah sebuah rumah bersejarah menjadi salah satu gerai restorannya. Bangunan itu adalah bekas kediaman Chiang Ching-kuo, putra Chiang Kai-sek -- pemimpin politik Tiongkok selama perang Jepang-China sekaligus pendiri Taiwan.
Chiang Kai-shek meninggalkan China Daratan pada tahun 1949 setelah Kuomintang yang berhaluan nasionalis dikalahkan oleh Partai Komunis. Ia kemudian pergi ke Pulau Formosa dan mendirikan Taiwan . Putranya, Chiang Ching-kuo, menjadi Presiden Taiwan pada 1978-1988.
Advertisement
Tak ayal, keputusan tersebut menuai banyak kritikan.
McCafe dibuka pada Jumat 13 November 2015 di bekas kediaman Chiang Ching-kuo dekat Danau Barat di Hangzhou, Provinvsi Zhejiang, China.
Satu sisi sayap rumah yang berlantai kayu dan bertembok batu bertingkat dua di tepi danau sudah berubah menjadi Starbucks pada bulan Oktober.
Chiang, anak sulung Chiang Kai-sek pernah tinggal di villa gaya Barat itu dengan keluarganya pada tahun 1948.
Pemerintah lokal pada dasarnya telah mencoba untuk menyewa bangunan yang terdaftar sebagai situs bersejarah. Namun entah kenapa, tak terwujud.
"Kenapa mereka tidak membuka KFC di Ya'an saja sekalian (Ya'an adalah tempat kelahiran Partai Komunis)," kata salah satu pengguna Weibo, situs mikroblogging China seperti dilansir dari The Guardian, Selasa 17 November 2015.
"Tanda di gedung itu jelas tertulis situs bersejarah. Seharusnya tetap seperti itu, bukan untuk komersialisasi," ujar seorang pengguna lainnya.
Namun, tak sedikit yang tidak mempermasalahkan penggunaaan gedung itu.
"McDonald mempertahankan struktur bangunan itu serta keaslian gaya China. Itu tidak hanya melindungi warisan budaya, tapi juga nyaman untuk turis," tutur pengguna lainnya yang mengaku arsitek.
Cucu Chiang Ching-kuo, Demos Yu-bou Chiang, mengatakan ia pernah didatangani pemerintah lokal untuk dilibatkan dalam restorasi rumah itu. Namun, ia menolak ketika tahu bahwa bangunan yang pernah jadi milik kakeknya dibah jadi restoran McDonald.
"Mungkin karena darah pemberontak telah mengalir di nadiku, tapi tidak hanya itu, aku cuma tidak ingin melakukannya dan aku menolak untuk bekerja sama," kata Demos.
Ini bukan pertama kalinya jaringan waralaba internasional mendapat kritikan karena telah membuka gerainya di situs bersejarah. Pada 2007, pembawa acara terkenal Tiongkok, Rui Chenggang, tiba-tiba diperiksa dalam kasus korupsi tak lama setelah ia menggiring massa untuk menolak pembangunan Starbucks di Forbidden City. Di 'Kota Terlarang'.
Juru bicara McDonald menolak untuk berkomentar. Belum ada keterangan dari pihak waralaba tersebut. (Rie/Ein)