JK Pamer Reformasi Kebijakan Investasi RI di KTT APEC

Indonesia menjadi salah satu negara anggota APEC yang mencatatkan pertumbuhan ekonomi di posisi atas.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 18 Nov 2015, 16:11 WIB
Wapres Jusuf Kalla di rumah dinas Wakil Presiden, Jakarta (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Momentum rangkaian kegiatan KTT Asia-Pacific Economic Cooperation/APEC dimanfaatkan oleh delegasi Indonesia untuk mempromosikan kemajuan-kemajuan yang telah dilakukan oleh pemerintah.  

Wakil Presiden RI Jusuf Kalla (JK) dalam CEO Summit menyampaikan berbagai informasi terbaru mengenai Indonesia termasuk reformasi kemudahan kebijakan perijinan investasi.

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani yang mendampingi Wakil Presiden RI menyampaikan dialog tersebut digunakan untuk menyampaikan informasi mengenai potensi investasi serta perbaikan-perbaikan yang dilakukan pemerintah untuk meningkatkan investasi.

"Dalam kondisi perekonomian yang tidak menentu, aliran modal dalam bentuk investasi foreign direct investment (FDI) menjadi salah satu hal yang diharapkan dapat berkontribusi positif pada pertumbuhan ekonomi Indonesia," ujar Franky dalam keterangan resminya kepada pers, di sela-sela KTT di Manila, Rabu (18/11/2015).

Franky menyampaikan, JK dalam dialog dengan tema 'Securing Growth in a Volatile World: What is To Be Done?' menyampaikan paparannya bersama dengan pemimpin-pemimpin negara ekonomi APEC seperti Australia, Kanada, Meksiko dan Singapura.

Negara-negara tersebut merupakan negara-negara yang memiliki pertumbuhan ekonomi cukup progresif di tengah kondisi yang tidak menentu. Dari data Bank Dunia di tahun 2014, Australia tumbuh 2,5 persen, Kanada tumbuh 2,5 persen, Meksiko tumbuh 2,1 persen dan Singapura tumbuh 2,9 persen.

"Jadi dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia di level 4,73 oersen, maka Indonesia merupakan salah satu negara yang ekonomi APEC yang berada di posisi papan atas. Hanya RRT, negara APEC yang pertumbuhan ekonominya berada di atas Indonesia," jelas dia.

Beberapa hal yang disampaikan oleh Jusuf Kalla di antaranya mengenai perbaikan layanan investasi, paket-paket kebijakan ekonomi yang dikeluarkan oleh pemerintah serta kemudahan berupa percepatan prosedur dan insentif investasi yang diberikan kepada investor.

Selain pertemuan CEO Summit, Wakil Presiden RI Jusuf Kalla, Menteri Perdagangan Thomas Lembong dan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Franky Sibarani juga akan melakukan pertemuan bilateral dengan beberapa negara mitra dagang. Untuk hari ini, pertemuannya yang dijadwalkan adalah dengan Papua Nugini dan Kolumbia.

Selain isu investasi, isu-isu perdagangan juga banyak dibahas dalam pertemuan bilateral tersebut.Seperti diketahui, realisasi investasi negara-negara yang tergabung dalam Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC) masih mendominasi arus investasi yang masuk ke Indonesia.

Berdasarkan data realisasi investasi BKPM, dalam lima tahun terakhir dari 20 negara teratas, anggota ekonomi APEC berkontribusi hingga 77,5 persen dengan nilai mencapai US$ 76 miliar di Indonesia.

BKPM mencatat, realisasi investasi periode 2010-September 2015 dari Singapura mencapai US$ 29,6 miliar, Jepang US$ 14,6 miliar, Amerika Serikat US$ 8,25 miliar, Korea Selatan US$ 7,83 miliar, dan Malaysia US$ 7,02 miliar.

Sementara itu, realisasi investasi dari negara-negara anggota APEC lainnya adalah Australia sebesar US$ 2,08 miliar, China US$ 1,94 miliar, Taiwan US$ 1,54 miliar, Thailand US$ 792 Juta, dan Kanada US$ 517 Juta.Dari tahun ke tahun, tren realisasi investasi dari negara APEC juga menunjukkan hal yang positif.

Posisi realisasi investasi negara APEC di tahun 2010 yang mencapai US$ 9,2 miliar meningkat menjadi US$ 10,5 miliar pada 2011, kemudian kembali meningkat menjadi US$ 12,8 miliar pada 2012, serta meningkat cukup drastis menjadi US$ 16,1 miliar di tahun 2013 dan US$ 15,1 miliar pada  2014. Posisi  2015 hingga September mencapai US$ 11,9 miliar. (Yas/Ahm)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya