Liputan6.com, Jakarta - Manajemen PT Ateliers Mecabiques D'Indonesie/Atmindo menyatakan penurunan harga crude palm oil (CPO) tidak berpengaruh pada kinerja perseroan. Perseroan sendiri merupakan produsen boiler yang merupakan alat produksi uap untuk industri pengolahan kelapa sawit.
Presiden Direktur Atmindo Rudy Susanto menerangkan, industri kelapa sawit sendiri terbagi dua. Pertama, industri pengolahan kelapa sawit besar dengan perkebunan kelapa sawit sendiri. Kedua, industri pengolahan kelapa sawit dengan memanfaatkan perkebunan rakyat.
Advertisement
Dia mengatakan, industri pengolahan sawit besar tidak akan mengurangi pesanan boiler kendati harga CPO turun."Dengan turunnya CPO yang memiliki konsesi lahan luas, tiap tahun ada pengembangan, tetap melakukan produksi. Karena buah siap panen harus diolah kalau diolah kapasitas tak mencukupi harus investasi kalau tidak diolah akan busuk," kata dia di Jakarta, Rabu (18/10/2015).
Berbeda dengan industri pengolahan kelapa sawit yang mengandalkan perkebunan rakyat. Industri tersebut bisa mengakali dengan menyetop pasokan kelapa sawit. "Dampak penurunan CPO hingga hari ini tidak kekurangan order itu jawaban penurunan CPO," tambahnya.
Dia mengatakan, saat ini perseroan mampu 10 unit boiler dengan kapasitas terpasang mencapai 40 unit. Adapun harga jual boiler sekitar Rp 6 miliar."Produksi 10 unit dengan IPO pasar lebih baik, kapasitas 40 unit bisa tercapai," tandas dia.
Sebagai informasi, perseroan menawarkan saham atau initial public offering (IPO) dengan jumlah 240 juta saham atau 22,22 persen dari modal yang ditempatkan dan disetor penuh. Adapun harga saham yang dilepas senilai Rp 120-Rp140 per saham dengan nominal Rp 100. (Amd/Ahm)