Liputan6.com, Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) membangun sistem peringatan dini meteorologi, klimatologi guna mendeteksi ancaman bencana alam. Kepala BMKG Andi Eka Sakya berharap sistem ini mampu meningkatkan efektifitas pelayanan BMKG terkait informasi iklim dan cuaca kepada para pengambil kebijakan.
Hal itu diungkapkan Andi saat menjadi pembicara selaku tuan rumah seminar Organisasi Meteorologi Dunia di kantor pusat BMKG, Jakarta, Rabu (18/11/2015).
"Informasi cuaca dan iklim yang saat ini disampaikan BMKG sangat penting dalam bidang maritim, pertanian, ketahanan pangan, kelautan, lingkungan, kesehatan untuk dijadikan pertimbangan dalam mengambil kebijakan," ujar Andi dalam acara bertajuk 'Roving Seminar On Weather Forcast Verification In Support of Global Framework for Climate Service' tersebut.
Baca Juga
Advertisement
"Mencermati kondisi saat ini, BMKG membangun dan mengembangkan sistem peringatan dini meteorologi, klimatologi" imbuh dia.
Andi menjelaskan ada 4 faktor yang 80% menjadi pemicu datangnya bencana. Pertama yaitu ketidakpahaman manusia akan bahaya. Kedua, dampak pemanasan global bagi alam. Ketiga, sensitivitas manusia dalam menyikapi gejala alam masih kurang sehingga tak berdaya kala bencana melanda. Dan yang terakhir kurang berkembangnya sistem peringatan bencana dini yang berteknologi mutakhir.
"Selain angka 80%, kejadian bencana alam yang disebabkan faktor hidrologi, meteorologi dan iklim tadi. Data menyebutkan bencana tersebut telah menewaskan korban jiwa sekitar 45% dan 79% orang kehilangan harta benda" papar Andi. (Ali/Mar)