Liputan6.com, Malang - Polda Jawa Timur memantau ketat pelaksanaan pilkada serentak di Kabupaten Mojokerto. Pengawasan ketat ini dilakukan setelah adanya pencoretan salah satu pasangan calon. Pencoretan ini dinilai berpotensi menimbulkan gesekan di masyarakat.
Kapolda Jawa Timur, Irjen Anton Setiadji mengatakan pengetatan pengawasan pilkada Kabupaten Mojokerto karena wilayah itu memiliki riwayat buruk di massa silam, yakni konflik saat Pilkada 2010.
"Kita minta pengertian pada masyarakat, tim sukses dan pasangan calon agar saling menyadari. Di Mojokerto ada historis, pernah terjadi pembakaran saat pilkada sebelumnya. Ini harus kita antisipasi," kata Anton saat di Malang, Jawa Timur, Rabu 18 November 2015.
Sekedar diketahui, KPU Kabupaten Mojokerto mencoret pasangan Choirun Nisa-Arifudinsjah karena terbukti memalsukan surat dukungan DPP PPP Pimpinan Djan Farid. Pencoretan ini juga berdasarkan putusan Mahkamah Agung Nomor 539 K/TUN/PILKADA/2015, 3 November 2015.
Baca Juga
Advertisement
Pascapencoretan ini, peserta pilkada Kabupaten Mojokerto menjadi 2 pasang calon yakni Mustofa Kamal Pasa-Pungkasiado dan pasangan independen Misnan Gatot-Rahma Shofiana.
"Soal pencoretan itu ranah KPU, kami hanya mengamankan dan meminta semua pihak bisa saling menjaga situasi," ujar Anton.
Menurut dia, ribuan personel kepolisian di Jawa Timur telah siap siaga untuk pengamanan pilkada serentak. Bahkan jika dirasa kurang, Mabes Polri siap menerjunkan 900 personel untuk menyokoh kepolisian di Jawa Timur. (Bob/Nil)