Desahan di Kokpit Lion Air Coreng Industri Penerbangan RI

Maskapai penerbangan Lion Air kembali menuai kontroversi.

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 20 Nov 2015, 06:40 WIB
4 Juni - Salah satu pesawat Lion Air gagal mendarat di Bandara El Tari Kupang, Nusa Tenggara Timur, Rabu, sekitar pukul 14.35 WITA, akibat angin kencang yang mengganggu pendaratan pesawat jenis Boeing tersebut. (Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Maskapai penerbangan Lion Air kembali menuai kontroversi. Pasalnya, seorang penumpang bernama Lambertus Maengkom melaporkan jika pilot pesawat Lion JT 990 menawarkan pramugari berstatus janda kepada para penumpang.

Tak hanya itu, Lambertus juga mengaku mendengar suara desahan di kokpit maskapai penerbangan bertarif murah tersebut.

Pengamat penerbangan Universitas Gadjah Mada Arista Admadjati menilai kejadian tersebut telah mencoreng nama penerbangan nasional. Apalagi insiden seperti ini belum pernah terjadi di dunia.

"Kalau benar, ini skandal yang memalukan. Jarang, di Indonesia di dunia. Standar pilot tidak hanya kesehatan fisik, harus kejiwaan. Sebelum memegang kendali kokpit, kesehatan secara umum dan kejiwaan juga," kata dia saat berbincang dengan Liputan6.com di Jakarta, Kamis (19/11/2015).

Arista mempertanyakan kondisi psikologis awak pesawat karena jika terbukti benar perilaku tersebut merupakan perbuatan yang nekat.

Melihat kondisi tersebut, dia berharap seleksi untuk perekrutan awak pesawat lebih diperketat. Seleksi tidak hanya bersifat fisik namun juga menimbang aspek psikologisnya.

"Setiap 6 bulan tes ulang, dari sisi kejiwaan psikologis, jangan normatif saja," tandas dia.

Selain itu, Arista meminta supaya pihak maskapai memberikan sanksi yang tegas. Lantaran, awak pesawat membawa banyak penumpang dan dikhawatirkan merusak citra penerbangan nasional.

"Karena ratusan penerbangan ada setiap hari. Imagenya memalukan dunia penerbangan," pungkasnya. (Amd/Ndw)*

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya