Penjualan Jauh dari Target, Gaikindo Galau dan Minta Masukan

Mengacu roadmap Kemeperin soal sasaran produksi volume produksi 1,6 juta unit hasil ini jauh dari target.

oleh Gesit Prayogi diperbarui 20 Nov 2015, 14:16 WIB
Data terbaru menyebut, mereka berhasil menorehkan pertumbuhan ekspor pada awal tahun ini sebesar 53 persen.

Liputan6.com, Jakarta - Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mengakui bahwa penjualan tahun ini tak sesuai dengan target. Atas dasar itu, mereka meminta masukan dari sejumlah pihak terkait untuk menggenjot industri otomotif nasional.

Wholesale (penjualan pabrik ke dealer) hingga Oktober 2015 hanya 853.292 unit. Turun dibanding periode yang sama tahun lalu dengan 1.037.890 unit.

"Gaikindo merasa perlu berkomunikasi dengan pihak terkait dalam mendapat masukan tentang langkah-langkah konkret sebagai upaya sasaran pembangunan dalam roadmap Kemenperin," kata Sekretaris Jendral Gaikindo Noergadjito di Jakarta, Kamis (19/11/2015).

Mengacu roadmap Kemeperin soal sasaran produksi volume produksi sebanyak 1,6 juta unit, hasil ini jauh dari target. Berdasarkan Permen Kemenperin No 123 Tahun 2009, penjualan mobil domestik ditargetkan 1,2 juta unit dan ekspor 368 ribu pada 2015.

Dalam Forum Group Discussion (FGD) yang diadakan di Kantor Kementerian Perindustrian, ia meminta 4 masukan guna meningkatkan pasar domestik dan ekspor.

Yang pertama, meminta rumusan kebijakan untuk menarik investasi komponen. "Mengapa lambat masuknya?" tanya dia kepada narasumber yang hadir di forum itu.  

Kemudian yang kalah penting adalah kebijakan mengenai transfer teknologi. Sebab, Indonesia tak bisa hanya bersandar sebagai pasar terbesar, tapi juga harus menjadi basis produksi dan pengembangan produk.

"(Contoh) industri sepeda motor kita yang ketiga terbesar di dunia, tapi pusat penelitian dan pengembangannya justru di Thailand," imbuh dia.

Keempat, Noergadjito meminta kebijakan yang langsung merangsang penjualan kendaraan. Ia menilai perlu ada kebijakan lain di luar BMDTP (Bea Masuk Ditanggung Pemerintah).

"Itu kan terbitnya setahun-setahun, agak terlambat sehingga di media dikritik sektor otomotif tidak bisa memaksimalkan anggaran yang disediakan," tuntasnya.

(Gst/Sts)*

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya