Liputan6.com, Kyoto Pembajak manga kembali tertangkap di Jepang. Belum lama ini, Kepolisian Prefektur Kyoto menahan dua orang warga Tiongkok dengan tuduhan pelanggaran hak cipta. Manga Seven Deadly Sins menjadi salah satu korbannya.
Seperti disampaikan Yomiuri melalui Anime News Network, Rabu (18/11/2015), para tersangka ditangkap setelah mereka diduga kuat mengunggah manga Jepang ke situs luar Jepang sebelum dirilis.
Tiga pria Tionghoa lainnya ditahan pada pekan lalu setelah mengunggah manga baru ke berbagai situs luar Jepang tanpa izin. Polisi sedang melihat kemungkinan ada lebih banyak lagi kelompok Tionghoa yang melakukan hal serupa di Jepang.
Menurut sebuah sumber terdekat dengan proses investigasi, dua warga Tiongkok itu dicurigai memuat chapter terbaru dari Seven Deadly Sins. Manga populer yang dimuat di Weekly Shounen Magazine terbitan Kodansha itu, diduga diunggah ke situs bajakan sebelum resmi diterbitkan.
Baca Juga
Advertisement
Pihak kepolisian mengindikasi bahwa dua tersangka mendapatkan majalah dari Takehisa Hidaka yang merupakan pekerja 69 tahun di perusahaan pengiriman Saitama.
Sosok tersebut sama seperti yang ditahan pada 13 November 2015 lalu karena diduga kuat memberikan majalah Weekly Shonen Jump terbitan Shueisha kepada tiga tersangka sebelumnya. Ketiga tersangka tersebut ditahan pada 12-13 November 2015 karena disinyalir memosting manga One Piece tanpa izin.
Takehisa Hidaka sendiri dilaporkan sempat mengatakan bahwa ia memang menjual majalah tanpa izin, tetapi dirinya mengklaim bahwa ia tidak tahu apa yang akan dilakukan oleh para tersangka dari Tiongkok itu.
Polisi juga mengatakan bahwa Hidaka mengambil majalahnya selama proses pengiriman dari mesin pencetak ke toko buku. Manga yang ia ambil diduga diberikan kepada warga Tiongkok yang kemudian dilaporkan mereka posting ke situs bajakan dengan terjemahan bahasa Inggris. Prosesnya pun dianggap cepat, yaitu empat hingga lima jam setelah pengiriman.
Pihak kepolisain sedang menginvestigasi apakah Hidaka melakukan tindakan ini berulang kali dengan bayaran dari warga Tiongkok. Setidaknya ada tiga situs bajakan yang terlibat, dan kepolisian sedang mencari berbagai hubungan dan kemungkinan banyaknya kelompok Tionghoa yang melakukan aksi ini.
Kabar terakhir menyebutkan, Asosiasi Hak Cipta Software Komputer melaporkan pada Kamis (19/11/2015) lalu bahwa dua orang Tionghoa dari Asaka, Saitama mengambil sebuah chapter dari Seven Deadly Sins dan memostingnya di website Red Hawk pada 5 Oktober 2015. (Rul/Fir)