Liputan6.com, Melbourne - Harga emas masih melanjutkan kenaikannya dari posisi terendah dalam lima tahun pada perdagangan menuju akhir pekan ini.
Di pasar spot, harga emas menguat tipis 0,1 persen menjadi US$ 1.083,26 per ounce pada pukul 10.12 WIB. Harga emas sempat berada di level terendah dalam lima tahun di US$ 1.064,95 per ounce pada Rabu pekan ini.
Meski demikian, analis masih pesimistis terhadap prospek harga emas. Hal itu lantaran dolar AS cenderung menguat menjelang kenaikan suku bunga bank sentral AS pada Desember 2015.
Dolar AS menguat dapat memberi pukulan bagi harga emas.Dari data ekonomi AS yang keluar menunjukkan kalau pengajuan tunjangan pengangguran turun pada pekan lalu.
Pertumbuhan ekonomi AS pun menguat pada Oktober 2015. Hal itu menjadi tanda-tanda ekonomi AS membaik sehingga dapat mendorong bank sentral AS untuk menaikkan suku bunga. Sementara itu, dolar AS cenderung stabil pada Jumat pekan ini setelah reli terhadap sejumlah mata uang.
"Kami masih melihat harga emas negatif, dan target jangka pendek US$ 985. Alasannya cukup jelas, the Fed akan menaikkan suku bunga, dan akan melihat kekuatan lebih lanjut sehingga cukup sulit harga emas dapat menguat," ujar Analis UBS Wealth Management Dominic Schnider seperti dikutip dari laman Reuters, Jumat (20/11/2015).
Baca Juga
Advertisement
Selain itu, tekanan terhadap harga emas juga bisa berasal dari bank China yang cenderung hati-hati memberikan pinjaman terutama emas. Bank China khawatir akan terjadi peningkatan gagal bayar di antara produsen perhiasan.
Mengutip riset www.fortiasiafutures.com, harga emas menguat di pasar Asia pada pagi ini setelah investor melihat sejumlah dukungan pada risiko politik. Namun rencana kenaikan suku bunga bank sentral AS menjadi beban bagi pergerakan emas.Harga emas melonjak lebih dari 15 persen pada perdagangan semalam di tengah dolar AS melemah.
Pekan lalu, klaim pengangguran di AS turun 5.000 menjadi 271 ribu sejalan dengan perkiraan analis.Sementara dari notulensi hasil pertemuan the Fed pada Oktober menunjukkan kalau mayoritas anggota komite menilai risiko ekonomi global yang telah berkurang signifikan cukup untuk mempertimbangkan kenaikan suku bunga ketika melakukan pertemuan berikut pada 15-16 Desember.
Selain itu, emas juga dianggap sebagai aset lindung nilai bagi investor dalam periode ketidakstabilan geopolitik yang tinggi. Pagi ini, harga emas masih terpantau bergerak naik namun masih bergulir di bawah rata-rata pergerakan 20 dan 50 harian.
"Harga emas berpotensi naik. Stochastic masih berada di area jenuh jual. Resistance dan support berada di harga US$ 1.090-US$ 1.070," tulis riset itu. (Ahm/Igw)