Liputan6.com, Jakarta - Sejak diluncurkan pada 2014 lalu, perusahaan e-commerce Elevenia mencatat pertumbuhan yang signifikan. Perusahaan patungan antara XL Axiata dan SK Planet ini berhasil membukukan penjualan Rp 1 triliun per Oktober 2015 lalu. Namun, ini bukan berarti Elevenia sudah berada di titik impas dari sisi pengeluaran dan pendapatan.
CEO XL Axiata, Dian Siswarini, mengatakan bahwa pada saat awal membuat business plan untuk Elevenia, mereka memperkirakan akan memperoleh titik impas (BEP/Break Event Point) sekitar tahun 2018. Namun dengan kondisi yang sekarang -- semakin banyak pemain e-commerce yang masuk ke Indonesia -- keadaannya menjadi berbeda. Bisa lebih cepat atau lebih lambat.
"Dengan pemain yang banyak sebetulnya animo masyarakat jauh lebih tinggi, hanya sekarang bagaimana kita bisa menemukan value propotition yang cocok selain harga," jelas Dian dalam diskusi santai dengan para media di Jakarta, Kamis sore, 19 November 2015.
Dian tak menampik bahwa saat ini 'peluru' terbesar yang mereka gunakan untuk mendapatkan transaksi dan berkompetisi dengan e-commerce lain adalah diskon. "Kalau gak ada diskon mungkin gak akan ada yang mau beli," katanya.
Saat ini kompetisi menurut wanita lulusan ITB ini masih terjadi di sektor harga saja. Namun dari sisi penyerapan atau jumlah transaksi, apa yang dicapai Elevenia diklaimnya sudah lebih besar dari yang diperkirakan di awal. Hanya saja dari sisi pengeluaran juga lebih besar dari yang diperkirakan terutama untuk biaya marketing.
"Sekarang kalau diperhatikan di Billboard, di TV, atau digital media, kalau dulu yang perang adalah telekomunikasi, sekarang yang perang adalah e-commerce," ujarnya.
Dian menilai bisnis e-commerce saat ini masih di tahap awal, sehingga masyarakat baru melihatnya dari sisi harga saja. Kondisi ini mirip seperti kompetisi bisnis telekomunikasi di awal-awal. Dulu orang hanya melihat tarif yang ditawarkan para operator saja, namun sekarang tarif tidak lagi menjadi acuan satu-satunya. Pengguna sudah melihat dari sisi lain, seperti kecepatannya berapa dan sebagainya.
Mengenai perang harga di bisnis e-commerce, Dian memperkirakan kondisi ini masih akan berlangsung dalam 3-4 tahun ke depan. Dian juga menegaskan bahwa bisnis internet tidak bisa disamakan dengan bisnis telekomunikasi karena ini berbeda, ukuran yang dilihat pun berbeda seperti misalnya jumlah visitor, hits, dan lainnya (di bisnis internet).
Pada kesempatan yang sama, Direktur/Chief Digital Service XL, Ongki Kurniawan, menambahkan bahwa di bisnis internet kita tidak bisa menilai bisnis tersebut sudah profitable atau belum. "Amazon saja baru bisa untung tahun ini setelah 20 tahun berdiri. Jadi yang dilihat valuasinya," tandas Ongki.
(dew)
Raup Penjualan Rp 1 Triliun, Elevenia Belum Impas
Sejak diluncurkan pada 2014 lalu, perusahaan e-commerce Elevenia mencatat pertumbuhan yang signifikan.
diperbarui 20 Nov 2015, 15:58 WIBXL Axiata memaparkan perkembangan bisnis Digital Services perusahaan (Foto: Dewi Widya Ningrum/Liputan6.com)
Advertisement
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
24 Desember 1818: Lagu Silent Night Pertama Kali Dinyanyikan pada Malam Natal di Austria
Penulis Rich Dad Poor Dad Yakin Bitcoin Sentuh USD 350.000 di Tengah Krisis Global
Menengok Cara Anak Miliarder Kelola Harta Warisan, Fokus Isu Keberlanjutan
PPN 12% Berlaku 2025, Ongkos Layangan KSEI Bakal Naik?
3 Resep Ayam Panggang Utuh yang Empuk dan Juicy, Sajian Lezat Saat Malam Natal
Mengenal Santerra De Laponte, Destinasi Wisata Cantik di Malang
RSCM Hadirkan 3 Tes Genomik untuk Atasi Kolesterol Tinggi dan Penyakit Metabolik
Mengenal Ciri Ciri Telat Haid dan Penyebabnya, Jangan Anggap Sepele
Tok! Gus Muhdlor Divonis 4 Tahun 6 Bulan Terkait Korupsi Insentif BPPD Sidoarjo
Mengenali Ciri Ciri Lidah HIV: Panduan Lengkap untuk Deteksi Dini
Jangan Infak dengan Barang Seperti Ini, Langsung Ditolak Allah Kata Ustadz Adi Hidayat
5 Tanda Pria Mungkin Tidak Benar-Benar Mencintaimu