Israel Sepakati Penggunaan Jaringan 3G untuk Palestina

Di bawah perjanjian damai sementara, secara efektif Israel mengalokasikan frekuensi radio di Tepi Barat, di mana Otoritas Palestina berada.

oleh M Hidayat diperbarui 21 Nov 2015, 20:10 WIB
Ilustrasi jaringan telekomunikasi memancar dari tower. Kredit: Redmondpie

Liputan6.com, Jakarta - Israel dan Otoritas Palestina menandatangani sebuah kesepakatan yang memungkinkan penggunaan jaringan seluler generasi ketiga (3G) di Gaza dan Tepi Barat bagi Palestina. Penggunaan jaringan 3G ini sudah ditunggu-tunggu sejak lama.

Israel mengatakan, keputusan itu dibuat setelah menyimpulkan pemeriksaan keamanan serta pekerjaan lainnya dengan Kementerian Komunikasi. Di bawah perjanjian damai sementara, secara efektif Israel akhirnya mengalokasikan frekuensi radio di Tepi Barat, di mana Otoritas Palestina berada.

Operator seluler Palestina, Paltel PALTEL.PL dan Wataniya WATA.PL, saat ini masih menggunakan jaringan seluler generasi kedua (2G). Keduanya ingin menawarkan jaringan 3G untuk memenuhi lonjakan permintaan bandwidth data untuk aplikasi media sosial.

3G merupakan teknologi jaringan seluler yang memungkinkan penggunanya melakukan panggilan, teks, dan mengakses internet. Sementara 2G memungkinkan panggilan dan transmisi data terbatas.

Diungkapkan Hussein Al-Sheikh, Menteri Urusan Sipil Palestina, dalam sebuah pernyataan yang kantor berita resmi Palestina WAFA, kesepakatan yang dibuat belum lama ini akan memungkinkan perusahaan mendapatkan manfaat dari layanan teknologi tersebut, antara lain dalam memulai koordinasi dengan Kementerian Telekomunikasi Palestina untuk mengawali pelaksanaan kesepakatan ini di lapangan.

Sebelumnya, Israel telah mengatakan kepada Palestina bahwa tidak ada frekuensi yang cukup untuk jaringan 3G dan Palestina harus menyewa akses terhadap jaringan 3G dari provider Israel.

Dan di awal tahun ini, Kementerian Komunikasi Israel mengalokasikan sejumlah frekuensi 4G berkecepatan tinggi untuk operator telepon seluler Israel. Demikian dikutip dari laman Reuters, Sabtu (21/11/2015).

(why/isk)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya