KBRI: 117 WNI di Mali Saat Hotel Radisson Diserang

Penasehat militer di Kementerian Pertahanan Mali mengatakan laporan penyerangan itu pertama kali diketahui lewat media sosial.

oleh Andreas Gerry Tuwo diperbarui 20 Nov 2015, 18:39 WIB
Penasehat militer di Kementerian Pertahanan Mali mengatakan laporan penyerangan itu pertama kali diketahui lewat media sosial.

Liputan6.com, Dakkar - Pihak KBRI di Dakkar, Senegal merespons insiden serangan sekelompok pria bersenjata di hotel ternama Radisson yang terletak di pusat Bamako, ibukota Mali.

Mereka menyatakan masih melakukan pengecekan terhadap seluruh warga negara Indonesia (WNI) yang tengah berada di sana.

"Terdapat 117 WNI di Mali. 2 orang bekerja di UN (United Nations atau PBB) dan 115 personel TNI anggota Misi UN-MINUSMA," ujar Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia dan Badan Hukum Indonesia Kementerian Luar Negeri, Lalu Muhammad Iqbal mengutip pernyataan dari KBRI Dakkar dalam keterangan tertulisnya yang diterima Jumat (20/11/2015).

Seorang penasehat militer di Kementerian Pertahanan Mali, Letnan Kolonel Diarran Kone memaparkan bahwa laporan penyerangan itu pertama kali diketahui lewat media sosial. Namun ia belum bisa memastikan apa yang tengah terjadi di penginapan mewah itu.

Salah seorang staf Radisson Blue Hotel, Tamba Diarra mengatakan lewat telepon bahwa penyerang menggunakan granat. Dia belum mengonfirmasi kerusakan atau korban, pun tak bisa memastikan apakah ada sandera yang berhasil diselamatkan dari tempatnya bekerja.

Sementara, seperti dikutip dari CNN, sekitar 170 orang dilaporkan disandera oleh kelompok bersenjata itu.

Setelah kudeta militer melanda Mali pada 2012, sekelompok teroris dilaporkan mengambil alih utara negara itu. Militer Prancis sempat mengintervensi pada awal 2013. Kekuatan kelompok itu segera menyebar hampir ke seluruh negeri. (Tnt/Rie)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya